100 anggota suku bersenjata yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh menyerbu bangunan Kementerian Dalam Negeri di ibukota Yaman Sana’a pada hari Minggu kemarin (29/7) menuntut mereka harus masuk dalam daftar kepolisian, kata seorang pejabat.
Suku bersenjata tersebut sempat menahan beberapa karyawan sebelum membebaskan mereka beberapa jam kemudian, pejabat Kementerian Dalam Negeri mengatakan.
Serangan hari Minggu kemarin menyoroti gejolak yang terus terjadi di negeri ini meskipun adanya kesepakatan damai di mana Saleh mundur setelah berbulan-bulan aksi protes menentang 33 tahun pemerintahannya dan digantikan pada Februari lalu oleh wakilnya, Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Insiden ini juga merupakan tantangan langsung terhadap otoritas Hadi. Dia mencoba untuk merestrukturisasi angkatan bersenjata dan menstabilkan negara Arab miskin ini, di mana pendukung Saleh masih tampak besar.
Pejabat Kementerian Dalam Negeri mengatakan suku adalah loyalis Saleh, yang dijanjikan mereka akan terdaftar di kepolisian sebagai imbalan atas upaya mengatasi pemberontakan tahun lalu. Hadiah belum diberikan kepada mereka.
“Pada tengah hari, suku bersenjata menyerbu gedung kementerian, menguasai dan naik ke atap dengan senjata mereka, “kata pejabat itu.
“Mereka menolak untuk pergi sampai tuntutan mereka terpenuhi.”
Suku telah berjuang bersama tentara pemerintah dalam serangan yang didukung AS terhadap pejuang Al Qaidah yang mendorong pemberontak keluar dari beberapa kota di selatan negara itu bulan lalu. Pejuang suku banyak yang berpihak kepada Saleh yang digulingkan oleh pemberontakan rakyat.(fq/reu)