Sejumlah Kampus di AS Putar Film Anti-Islam

Berbagai cara dilakukan orang-orang tak bertanggungjawab untuk menimbulkan kebencian terhadap Islam dan umat Islam. Belakangan ini, di sejumlah kampus di AS, diputar film berjudul "Obsession: Radical Islam’s War Against the West", yang isinya terkesan ingin menampilkan betapa buruknya wajah Islam dan umat Islam.

Baru-baru ini, film yang diklaim sebagai film dokumenter itu, diputar di University of California, Los Angeles (UCLA). Film itu menampilkan sosok Muslim yang mengajak untuk melakukan serangan ke AS dan Eropa. Dalam film itu juga ditampilkan rekaman peristiwa serangan ke World Trade Center dan anak-anak Muslim yang didoktrin untuk melakukan serangan bunuh diri.

Film itu menuai kecaman bukan hanya dari kalangan Muslim, tapi juga dari para profesor dan rabbi di AS. Mereka menyebut isi film itu tidak produktif, menghasut dan mengintimidasi.

Seorang mahasiswa asal Palestina yang kuliah di UCLA, Norah Sarsour mengungkapkan, hatinya sangat teriris menyaksikan film seperti itu, menampilkan sosok orang-orang yang mengatasnamakan agama untuk melakukan kekerasan

Kekecewaan serupa diungkapkan Adam Osman, presiden persatuan mahasiswa Muslim Stony Brooks. "Film itu penuh tipu daya dan emosi yang manipulatif, saya sendiri merasa film itu sangat dangkal melihat sejumlah aspek dalam Islam, " ujar Osman.

Pemutaran film "Obsession:…", ibarat bara api dari perdebatan soal Timur Tengah yang sudah berlangung lama di kampus UCLA.

Pada surat kabar New York Times, edisi Senin (26/2), Direktur kelompok advokasi Hill Jewish di UCLA, Rabbi Chaim Seidler-Feller tentang film itu mengatakan, "Ini adalah cara untuk membawa konflik Timur Tengah ke kampus, untuk memicu permusuhan. "

Sementara Greg Lukianoff, presiden yayasan hak asasi untuk pendidikan menyatakan, konflik di Timur Tengah sudah bertahun-tahun menjadi isu sentral di kampus-kampus. Tapi bara apinya baru mulai terlihat belakangan ini.

Pada bulan Oktober lalu, misalnya, sejumlah mahasiswa pendukung Partai Republik di Universitas San Fransisco menginjak-injak bendera Hamas dan Hizbullah dalam aksi masa anti terorisme.

Tahun 2006, Irvine, anggota Persatuan Mahasiswa Muslim di University of California dikecam karena mengkampanyekan program yang disebutnya "Holocaust in the Holy Land" sebagai protes terhadap kekejaman Israel.

Pemutaran film yang menampilkan wajah Muslim yang kejam, tentu saja untuk makin memojokkan Islam dan umat Islam di tengah masyarakat Barat yang terlanjur termakan oleh kampanye anti terorisme pemimpin negaranya. Para pembuat film-film semacam itu, tidak punya pilihan lain selain memutarnya di sinagog-sinagog atau di kampus-kampus karena tidak laku dijual pada para distributor film pada umumnya. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk memprovokasi anak-anak muda.

Hal itu terbukti ketika sebuah kelompok diskusi Timur Tengah memutar film "Obsession: Radical Islam’s War Against the West" di sebuah New York University belum lama ini. Belakangan diketahui, para pengedar film itu meminta mereka yang telah menonton film tersebut memberikan dukungan dengan mengakses situs Israel Activism. Com.

Rekaman kegiatan pemutaran film itu, kemudian dikirim ke Hasbara Fellowships, organisasi yang menggodok para mahasiswa anggotanya untuk menjadi "aktvis-aktivis pro Israel yang efektif" di kampusnya masing-masing.

Tidak semua kampus di AS bersedia memutar film "Obsession:…" Sejumlah kampus menolak untuk memberi izin pemutaran film itu karena khawatir akan menimbulkan aksi protes dan memicu rasa kebencian.

Selain diputar di sejumlah kampus, film dokumenter yang tidak jelas siapa pembuat dan para pengedarnya itu, juga diputar di kalangan anggota kelompok-kelompok konservatif dan sayap kanan, misalnya Heritage Foundation yang berbasis di Washington.

Fox News dan CNN, dua media AS juga berulangkali menayangkan potongan-potongan isi film tersebut. (ln/iol)