Sejumlah Jenderal AS Akan Tolak Perintah Serangan ke Iran

Pemerintah AS boleh saja berambisi menyerang Iran secara militer. Tapi jika itu terjadi, pemerintah Negeri Paman Sam itu harus siap menghadapi pembangkangan dari sejumlah komandan angkatan bersenjatanya.

Laporan Sunday Times edisi Senin (25/2) menyebutkan bahwa ada beberapa komandan pasukan militer AS yang akan mengundurkan diri jika Presiden Bush memberi perintah serangan militer ke Iran.

"Sedikitnya ada empat atau lima jenderal dan laksamana yang kami tahu akan mundur dari kemiliteran jika Bush memerintahkan menyerang Iran, " tulis surat kabar terbitan Inggris itu, mengutip seorang sumber yang punya hubungan dekat dengan badan intelejen Inggris.

Sunday Times menyebutkan pula, "Ada sedikit keraguan di Pentagon, dan banyak orang mempertanyakan apakah serangan ke Iran akan efektif, meski serangan itu bisa saja dilakukan."

Seorang sumber di Pentagon mengatakan, jika pengunduran diri itu benar-benar terjadi, maka akan menjadi preseden di kemiliteran AS karena biasanya para jenderal Amerika lebih memilih bertahan dan berjuang sampai pemerintah yang memberhentikan mereka.

Sampai detik ini, AS terus mencari dukungan ke sana-kemari agar negara-negara di dunia mendukung ambisinya untuk menghancurkan negara Para Mullah itu. Termasuk mencari celah lewat Dewan Keamanan PBB, agar Iran diberi sanksi lebih berat atas program nuklirnya.

Namun duta besar Libya untuk PBB Giadalla Ettalhi sudah menegaskan bahwa negaranya tidak akan mendukung sanksi baru terhadap Iran. Libya yang kini menjadi ketua Dewan Keamanan PBB menyatakan tidak akan memberikan suara persetujuannya jika DK PBB melakukan voting atas sanksi baru terhadap negara Iran. (ln/presstv)