Laporan PBB secara mengejutkan mencantumkan Afghanistan sebagai negara yang paling banyak menghasilkan ganja selama tahun 2006. Laporan tahunan UN Office on Drugs and Crime (UNODC) itu menyebut 92% opium dunia, berasal dari wilayah Afghanistan.
Mereka memperingatkan dugaannya bahwa jumlah sebenarnya, akan lebih besar dari data yang berhasil diperoleh. Karena wilayah yang terdata oleh pihak PBB tidaklah mencakup seluruh wilayah Afghanistan.
Dalam laporan tahunan PBB terkait narkotika dan kriminalitas, disampaikan bahwa penanaman ganja di Afghanistan tahun ini bertambah berlipat-lipat, meskipun ada 30 ribu orang lebih tentara internasional yang kini ditempatkan di lokasi itu. Selama tahun 80-an, Afghanistan memproduk sekitar 30% opium dunia. Tapi pada beberapa tahun terakhir, terutama setelah kehadiran pasukan internasional, kapasitas produksi ganja Afghanistan meningkat tajam menjadi tiga kali lipat. Opium juga merupakan salah satu bahan produk heroin.
Laporan PBB menuliskan, wilayah Helmand Selatan yang kini tunduk di bawah penguasaan Taliban, merupakan separuh sumber ganja ilegal. Ia menyebutkan bahwa hasil ganja yang diperoleh dari lokasi itu jauh melebihi jumlah ganja yang dihasilkan di tempat lain. “Ada sekitar 70 ribu hektar di Helmand Selatan yang ditanami ganja. Ini sama dengan tiga kali lipat dari wilayah perkebunan ganja di Myanmar yang dianggap negara terbesar kedua penghasil ganja di dunia. ”
Ditambahkan pula, “Kami melihat adanya hubungan kuat antara produktifitas opium dan aksi perlawanan serta menurunnya keamanan di Afghanistan. Jelas sekali strategi pasukan koalisi asing yang ada di Afghanistan tidak berhasil mengatasi perluasan perkebunan ganja, karena masalah ini memberi keuntungan bagi banyak pihak yang punya kepentingan politik."
Disebutkan pula dalam laporan itu, bahwa hasil opium Afghanistan berkisar 4.500 ton sampai 6.700 ton sepanjang tahun 2006. Dan jumlah itu sama dengan 92% hasil ganja di dunia. (na-str/iol)