AS dikejutkan oleh kecelakaan pesawat kecil yang menabrak sebuah gedung pencakar langit di kota New York, Rabu (11/10). Dua orang dipastikan tewas. Pemerintah AS menyatakan insiden itu bukan serangan teroris tapi cuma kecelakaan biasa.
Federal Aviation Administration (FAA) membenarkan peristiwa tersebut. Pesawat berukuran kecil itu menabrak sebuah gedung di sisi timur Manhattan pada pukul 02.45 sore waktu setempat.
"Belum diketahui apa jenis pesawat dan berapa orang yang ada dalam pesawat," kata Diane Sticaliere, juru bicara FAA.
Kepolisian kota New York memastikan dua orang tewas dan kemungkinan ada korban lainnya. Dua helikopter langsung diterbangkan ke lokasi kejadian, sementara warga kota menyaksikan insiden tersebut dari jalan-jalan.
Nyala api dan asap besar mengepul dari dua lantai tingkat atas gedung tersebut. Aparat pemadam kebakaran berhasil memadamkan api sekitar pukul 03.30 sore waktu setempat. Untuk melancarkan jalan tim pemadam kebakaran, polisi menutup jalan-jalan sampai enam blok dari tempat kejadian
Saksi mata, Lilian Regolia yang kantornya tepat berada didepan gedung yang ditabrak pesawat mengatakan, ia mendengar bunyi benturan tapi tidak yakin itu bunyi benturan apa. Kemudian ia diminta meninggalkan gedung.
Dari gambar-gambar yang disiarkan televisi, warga New York seolah diingatkan kembali akan peristiwa serangan 11 September 2001. Ketika sejumlah pesawat menghantam gedung kembar World Trade Center dan Pentagon
"Saya hanya berdiri karena kaget, saya berpikir ‘ini tidak bisa terjadi lagi pada kami. Ini seperti 9-11 terulang lagi," kata Chris Foege, seorang wanita yang tinggal di jalan yang sama dengan gedung tempat kecelakaan terjadi.
Gedung Putih dalam keterangannya mengatakan ‘semua indikasi’ menunjukkan bahwa insiden itu adalah sebuah kecelakaan, meski mereka belum mengetahui apa penyebab pasti dari kecelakaan itu.
"Semua indikasi menunjukkan ini sebuah kecelakaan," kata jubir Gedung Putih, Tony Snow.
Sebelumnya, deputi humas Gedung Putih Tony Fratto menyatakan, pihaknya tidak mengesampingkan teori apapun tentang kecelakan tersebut. Insiden itu, katanya, juga tidak mengubah level peringatan terhadap teror di AS.
Menurut Fratto, Presiden Bush langsung diberitahu begitu kecelakaan terjadi. "Presiden sangat prihatin. Kami terus memonitor laporan-laporan dari sana dan berusaha mengumpulkan informasi," jelasnya.
FBI mengatakan tidak ada indikasi bahwa kecelakaan tersebut terkait dengan aksi terorisme. "Indikasi awalnya adalah kecelakaan yang sangat buruk," kata jubir Departemen Kemanan Dalam Negeri, Russ Knocke.
Meski demikian, AS mengerahkan pesawat-pesawat jet tempurnya untuk memantau beberapa kota di AS, setelah kecelakaan pesawat itu terjadi.
"Pesawat-pesawat tempur bersama dengan sistem peringatan dini, sudah diterbangkan selama setengah jam," ujar Laksamana Tim Keating, komandan dari Komando Utara AS.
Ia tidak mau menyebutkan berapa kota yang dilakukan pemantauan dari udara. Ia hanya menegaskan kembali pernyataan sejumlah pejabat AS bahwa tidak ada tanda-tanda serangan teroris dalam peristiwa kecelakaan pesawat di Manhattan itu.
"Tapi kami berhak untuk menunjukkan kemampuan kami, inilah yang kami lakukan di sini," kata Keating. (ln/iol)