Ratusan orang dari berbagai penganut agama di Prancis menggelar unjuk rasa, memprotes aksi pembakaran sebuah masjid di Saint-Priest, pinggiran kota Lyon. Organisasi-organisasi Islam dan sejumlah politisi termasuk Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy mengecam tindakan tersebut dan menyerukan aparat kepolisian untuk menangkap pelakunya.
"Mobilisasi ini menunjukkan bahwa komunitas Muslim menolak diperlakukan seperti ini," kata Pimpinan Masjid Agung Lyon, Kamel Kabtane di sela-sela aksi.
Peristiwa pembakaran masjid itu terjadi hari Sabtu (20/12) dini hari, sebelum waktu salat subuh. Serangan itu menyebabkan kerusakan di bagian pintu masuk dan dinding masjid, termasuk sejumlah buku yang tidak sempat diselamatkan saat insiden terjadi.
Sarkozy menyebut insiden itu sebagai tindakan yang memalukan, sementara sejumlah politisi dan organisasi Islam di Prancis menyebutnya sebagai tindak kriminal.
Pimpinan dewan komunitas Muslim di Lyon, Azzedine Gacci mengungkapkan, dalam dua tahun terakhir terjadi sekitar 10 kasus Islamofobia di Prancis. Salah satunya, perusakan makam-makam Muslim di pemakaman militer Arras, di utara Prancis.
Gacci menyerukan seluruh agama menggelar aksi massa nasional untuk mengecam segalam bentuk Islamofobia, termasuk tindakan rasis dan anti-Semit. Sementara Menteri Dalam Negeri Prancis Michele Alliot mengatakan, polisi Prancis sedang menyelidiki kasus ini tapi belum menemukan petunjuk siapa pelakunya. (ln/nztv)