Sebelum Tewas, Bhutto Minta Perlindungan Mossad

Harian Israel Today, Sabtu (29/12), mengungkapkan bahwa pemimpin oposisi Pakistan Benazir Bhutto sebelum terbunuh sebenarnya tengah mengadakan kontak dengan Mossad, guna meminta agar Dinas Rahasia Israel tersebut membantu pengamanan dirinya setelah Presiden Pervez Musharraf menolak meningkatkan sistem keamanan terhadap Bhutto sesaat setelah percobaan pembunuhan pertama yang gagal, beberapa hari sebelum Bhutto benar-benar terbunuh.

Agar permintaannya dikabulkan, Benazir Bhutto menjanjikan akan membuka hubungan diplomatik secara penuh antara Pakistan dengan Israel jika dirinya berhasil memenangkan pemilu dan kembali terpilih sebagai pemimpin Pakistan.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert sebagaimana dikutip oleh The Jerusalem Post berkali-kali menyatakan kesedihannya yang mendalam atas tewasnya sekutu terdekat Amerika Serikat tersebut. Olmert sangat menyayangkan tewasnya Bhutto karena tokoh oposisi Pakistan yang oleh harian Dailymail Inggris dijuluki sebagai “Oxford Party Girl” disebutkan sebagai orang yang akan mendekatkan Pakistan dengan Israel.

Harian berbahasa Ibrani, Ma’ariv, juga menyebutkan bahwa selain kepada Mossad, Bhutto juga meminta hal yang sama kepada CIA dan Scotland Yard, agar mereka bisa sama-sama melindungi dirinya menghadapi Pemilu Pakistan yang direncanakan dilakukan pada 8 Januari 2008. “Musharraf telah menolak permintaan saya agar meningkatkan keamanan atas diri saya. Dia memang berkeinginan agar saya menjadi target pembunuhan, ” ujar Bhutto yang memang memiliki banyak musuh di Pakistan karena sikapnya yang sangat pro Gedung Putih.(Rizki/Rense)