Kepolisian Inggris mengaku, tindakan mereka menangkap 24 orang, telah mencegah rencana serangan terhadap pesawat-pesawat komersial yang terbang dari Inggris ke AS. Sementara, jubir Gedung Putih mengatakan, sebelum rencana serangan berhasil digagalkan, AS dan Inggris sudah sering membahas adanya serangan tersebut.
Penangkapan itu, menurut kepolisian Inggris, dilakukan pada hari Kamis (10/8) dalam sebuah penyerbuan di kota London, Birmimgham dan wilayah sebelah tenggara Inggris. Mereka yang ditangkap, sebagian adalah warga Muslim Inggris.
"Kami yakin telah mencegah sebuah rencana oleh kelompok teroris untuk menimbulkan kerusakan dan kematian yang tak terkira. Sederhananya, rencana itu ditujukan sebagai pembunuhan massal dengan skala yang tak terbayangkan, " kata Paul Stephenson, deputi komisaris kepolisian London.
Sumber-sumber di kepolisian Inggris mengungkapkan, pihaknya tidak mengabaikan dugaan yang dilontarkan AS bahwa Al-Qaidah berada dibalik rencana ini dengan memanfaatkan link-linknya ditingkat lokal.
Juru bicara Gedung Putih, Tony Snow mengatakan, penangkapan yang dilakukan kepolisian Inggris pada Kamis (9/8) merupakan hasil penyelidikan mendalam. Selain itu, Presiden AS George W. Bush dan PM Inggris Tony Blair, dalam ‘beberapa hari belakangan ini’ kerap membahas adanya rencana serangan itu.
AS dan Inggris langsung meningkatkan pengamanan setelah mengklaim berhasil menggalkan serangan terorisme itu. Kedua negara ini meningkatkan level peringatan terhadap ancaman terorisme. Inggris, berdasarkan informasi dari badan intelejen nasionalnya, M15 meningkatkan level peringatannya ke tingkat ‘kritis’. Sementara AS untuk pertama kalinya memberlakukan level ‘merah’ dalam antisipasi terorisme.
Menteri Keamanan Nasional AS, Michael Chertoff para pelaku rencana aksi serangan itu menggunakan bahan peledak berbentuk cairan dan alat detonator yang disamarkan menjadi minuman ringan, peralatan eletronik dan benda-benda umum lainnya yang tidak menimbulkan kecurigaan.
Menurut Chertoff, operasi ini dalam beberapa hal mengarah pada Al-Qaidah. "Karena penyelidikan masih berjalan, kami belum bisa membuat kesimpulan yang pasti," ujarnya. (ln/aljz)