Sebagian Muslim AS Tolak Bertemu dengan Paus Benediktus

Sebagian tokoh-tokoh Islam di AS menolak bertemu dengan Paus Benediktus XVI dalam kunjungannya ke AS. Penolakan itu sebagai ungkapan ketidaksenangan mereka atas sikap Paus terhadap Islam, belakangan ini. Tapi sebagian lagi menyatakan siap bertemu Paus, untuk lebih meningkatkan hubungan Muslim dan Kristen.

Sejumlah tokoh Muslim di AS yang akan hadir dalam pertemuan dengan Paus Benediktus juga mengungkapkan kekhawatiran yang sama tentang sikap Paus terhadap Islam. Tapi mereka berpendapat, umat Islam dan Kristen selayaknya terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan hubungan antara kedua penganut agama tersebut.

"Kehadiran kita di sana lebih dari sekedar menunjukkan rasa hormat kami pada Gereja Katolik itu sendiri. Paus bisa berganti-ganti, tapi gereja akan tetap ada, " kata Muzammil H. Siddiqi, ketua Dewan Fiqih Amerika Utara.

Siddiqi yang juga mengetuai kelompok Dialog Muslim-Katolik Pantai Barat, bersama tokoh-tokoh agama lainnya seperti Hindu dan Budha rencananya akan bertemu dengan Paus Benediktus pada Kamis (17/4) di Pusat Kebudayaan Paus Paulus II di Washington.

Pendapat berbeda diungkapkan Salam al-Marayati, direktur eksekutif Muslim Public Affairs Council-lembaga advokasi Muslim di Los Angeles. Menurut al-Marayati, pertemuan dengan Paus tidak lebih dari acara seremonial belaka dan tidak menyentuh masalah substansifnya. Oleh sebab itu lembaganya menolak hadir.

Al-Marayati juga mengaku kecewa, karena dalam kunjungan Paus selama enam hari, tidak dijadwalkan pertemuan khusus dengan para tokoh Muslim AS. "Seharusnya itu bisa menjadi kesempatan baik bagi Paus untuk berdialog dengan kami, " kata al-Marayati.

Kunjungan Paus Benediktus ke AS merupakan kunjungan pertamanya sejak terpilih sebagai pengganti Paus Paulus. Para pendukung Paus Benediktus memuji sikap Paus yang dianggap jujur dalam menyampaikan penilaiannya tentang Islam. Di pihak lain, Paus dikritik dan dinilai tidak sensitif.

Paus Benediktus menuai kecaman dari dunia Islam ketika dalam pidatonya di sebuah universitas di Jerman mengaitkan Islam dengan kekerasan. Dan belum lama ini, dalam perayaan Paskah di Vatikan, Paus Benediktus secara terbuka membaptis Magdi Allam, seorang Muslim Italia yang berpindah agama ke Katolik dan kerap melontarkan pernyataan yang menjelek-jelekkan Islam.

Tokoh Muslim lainnya yang menyatakan bersedia hadir dalam pertemuan dengan Paus adalah Sayyid Syeed, direktur Islamic Society of North America. Ia mengakui, banyak sikap dan beberapa pernyataan Paus Benediktus yang membuat umat Islam tidak nyaman. "Tapi tantangan kita adalah, tidak membiarkannya menjadi penghambat kemajuan hubungan Muslim dan umat Kristiani, " tukas Syeed.

Imam Yahya Hendi, salah seorang pelopor dialog antar umat beragama dan pembimbing rohani di Georgetown University juga menyakan akan hadir dalam pertemuan dengan Paus Benediktus. "Saya percaya pada kekuatan cinta dan kekuatan dialog, " ujarnya.

Komunitas Muslim di AS, sama seperti dengan komunitas Muslim lainnya di Eropa, mengalami diskriminasi terutama sejak peristiwa serangan 11 September 2001. Berbeda dengan Eropa yang kebanyakan warga Muslimnya datang sebagai imigran, warga Muslim di AS datang karena sedang menempuh pendidikan tinggi, urusan bisnis, sebagai akademisi, tenaga kesehatan dan teknisi. (ln/Islamicity/AP)