Para pakar ilmu falak di sejumlah negara sepakat menetapkan hari raya Idul Fitri 1427 jatuh pada hari Senin atau 23 Oktober 2006. Saudi Arabia, Qathar, Emirat, Kuwait, Bahrain, Palestina, Libia, Sunni Irak, Sunni Libanon, sebagian Syiah Libanon, Turkia, Norwegia, Swedia, Ukrania, Amerika, Kanada, sama-sama menetapkan hari Ahad (22/10) merupakan hari terakhir Ramadhan, dan karenanya, hari Senin keesokan harinya adalah tanggal 1 Syawal 1427.
Di Saudi, Majlis Tinggi Qadha mengeluarkan keterangan bahwa para pengamat ru’yat gagal melihat hilal di hari Sabtu. Karenanya, mereka menggunakan metoda hisab yang menetapkan bahwa hari Ahad merupakan penyempurna Ramadhan sebanyak 30 hari, sedangkan hari Senin adalah hari pertama Syawal atau Idul Fitri. Abdullah Khudhari, anggota dewan pengamat hilal di Riyadh mengatakan, “Sampai beberapa jam, tidak terlihat hilal di langit Saudi.”
Kesepakatan yang sama juga disampaikan oleh Qatar yang menyebutkan bahwa hari Ahad adalah hari terakhir bulan Ramadhan. Begitupun dengan sejumlah negara lainnya sebagaimana disebutkan di atas. Di Palestina, Syaikh Muhammad Husain, Mufti Umum Al-Quds mengatakan, “Hari Ahad adalah hari terakhir Ramadhan, dan hari Senin adalah hari Idul Fitri.”
Jatuhnya Idul Fitri pada hari Senin, bahkan juga disampaikan oleh sejumlah perwakilan Islam di Eropa dan Amerika. Dewan Fatwa Eropa mengeluarkan keterangan, “Sulit melihat hilal di sore hari Ahad, di sejumlah negara Islam dan Barat. Hilal hanya mungkin terlihat di sejumlah daerah seperti Selatan Afrika. Bila ru’yat hilal telah terlihat di waktu sore hari Ahad, maka hari Senin menjadi awal bulan Syawal sekaligus hari Idul Fitri.” (na-str/iol)