Hamas menyatakan siap jika sewaktu-waktu menghadapi serangan massif Israel ke Jalur Ghaza. Hamas sudah menyiapkan semua sayap militernya untuk menghadapi agresi pasukan Zionis.
Brigade al-Qassam bahkan bersumpah akan menyiapkan "perangkap kematian" untuk pasukan Israel di depan pintu masuk Jalur Ghaza. Al-Qassam juga menegaskan akan mengakhiri serangan pasukan Zionis.
Pasca konferensi Annapolis, Israel tidak menghentikan serangannya ke Jalur Ghaza. Terakhir, Israel mengerahkan pesawat-pesawat tempurnya ke Ghaza yang menyebabkan 24 pejuang Palestina gugur.
Juru bicara Hamas Dr Sammy Abu Zuhri berulang kali mendesak Presiden Mahmud Abbas untuk angkat bicara atas kekerasan-kekerasan yang dilakukan Israel di Jalur Ghaza dan mengambil sikap yang jelas terhadap rejim Zionis.
PBB Kecam Israel
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengatakan, tindakan Israel memperluas pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur menghambat upaya perdamaian dengan Palestina, apalagi kebijakan itu dilakukan pasca Konferensi Annapolis. Untuk itu, Ki-Moon akan membicarakan masalah ini dengan Tim Kwartet yang selama ini menjadi mediator perdamaian antara Israel-Palestina.
Seperti diberitakan, otoritas pemerintah Israel membuka tender bagi pembangunan 300 rumah baru di Har Homa, pemukiman Yahudi di wilayah pendudukan Israel. Padahal dalam perjanjian Peta Jalan Damai, yang disetujui oleh Tim Kwartet, Israel dinyatakan harus menghentikan pembangunan pemukiman di wilayah pendudukan. (ln/Islamicity/albwb)