Pemerintah Arab Saudi menolak sejumlah alamat situs Internet menggunakan domain akhir .gay, .bar, .baby, dan .Islam.
Saudi beralasan domain mengandung nama gay bisa mempromosikan homoseksual dan menyinggung banyak nilai masyarakat dan budaya Arab. Komisi Komunikasi dan Teknologi Arab Saudi (CITC) menolak perpanjangan 31 nama domain yang tidak sesuai budaya dan agama Islam, seperti dilansir stasiun televisi CNN Rabu (15/8).
“Banyak masyarakat menganggap homoseksual bertentangan dengan moralitas, budaya dan agama,” kata CITC. Bukan hanya berkaitan dengan hubungan sesama jenis, nama domain kontroversial lain bakal ditolak terutama berhubungan dengan seks, minuman, perjudian, dan agama.
Sekitar 1.930 nama domain saat ini sedang dipertimbangkan oleh Perusahaan Penentuan Nama dan Nomor Internet (ICANN). Di mana lembaga ini bertanggung jawab atas standardisasi Internet. Jika nama domain disetujui, perpanjangan akan tersedia dengan URL baru.
Ketika perusahaan Johnson & Johnson yang biasanya terkait dengan produk bayi, mungkin berpikir menggunakan domain .baby adalah cara yang bagus untuk mempromosikan produk terkenal mereka. Namun, dalam pengaduannya, pemerintah Arab Saudi mengatakan domain akhiran itu bisa digunakan untuk mengakses situs porno. Pemerintah Saudi juga menggunakan alasan yang sama serta keberatan dengan akhiran domain yang berhubungan dengan seks seperti .porno, .sexy, .adult, .hot, .sex, .dating dan .virgin
Negeri Petro Dollar ini juga keberatan terhadap nama domain yang berakhiran .Islam. Karena perusahaan yang mengajukan domain itu bukan perusahaan yang mewakili mayoritas umat Islam. Itu berarti bahwa semua komunitas agama harus memiliki suara dalam persetujuan dari setiap ekstensi domain terkait, atau mereka harus dilarang sama sekali.
Saudi bukan pertama mengajukan keluhan pada ICANN. Argentina juga pernah memprotes penggunakan Patagonia sebagai nama domain oleh ritel pakaian di Amerika Serikat. Sebab, Patagonia merupakan wilayah kedaulatan mereka.(fq/cnn/merdeka)