Saudi Tenderkan Pembangunan Pagar Pengaman di Perbatasan dengan Irak

Arab Saudi membuka tender bagi para kontraktor untuk membangun pagar pembatas di perbatasan negaranya dengan Irak. Menurut sumber dari lima perusahaan yang diundang pemerintah Saudi untuk ikut tender, pembangunan pagar pembatas itu melibatkan dana sebesar empat milyar riyal atau sekitar 1, 07 milyar dollar.

Pagar yang akan dibangun terdiri dari dua lapis dengan kawat berduri sepanjang 900 kilometer di sepanjang perbatasan di utara Saudi. Pagar itu akan dilengkapi dengan radar.

Menteri Dalam Negeri Saudi Pangeran Nayef pada bulan November lalu mengatakan bahwa pagar itu sangat penting untuk menjaga keamanan negara Saudi dari para penyusup asal Irak.

"Semua tetangga-tetangga Irak secara langsung mengalami dampak dari apa yang terjadi di Irak, " kata Pangeran Nayef.

Menurut laporan Middle East Economi Digest edisi Juli, selain perusahaan-perusahaan dari Saudi, perusahaan-perusahaan jasa pertahanan internasional juga diundang untuk ikut dalam tender pembuatan pagar tersebut. Namun jurnal yang berbasis di London itu tidak menyebutkan dari mana ia mendapatkan informasi tersebut.

Proyek pembuatan pagar pembatas itu merupakan bagian dari proyek besar Saudi bagi pengamanan perbatasan-perbatasannya yang memiliki panjang 6. 500 kilometer.

Tembok Pemisah di Irak

Sementara itu di Irak, ratusan Muslim Sunni dan Syiah menggelar aksi unjuk rasa pada Rabu (12/9), memprotes pembangunan dinding beton oleh pasukan AS yang memisahkan wilayah barat laut Baghdad. Para pengunjuk rasa mendesak agar tembok pemisah itu dihancurkan, karena hanya akan memperuncing pertikaian sektarian.

Menurut sejumlah warga Irak, pasukan AS mulai mendirikan pagar beton sepanjang dua kilometer pada pekan kemarin, di perbatasan as-Shuala yang didominasi Syiah dengan wilayah al-Ghazaliyah yang didominasi Sunni, tanpa melakukan dialog terlebih dulu dengan warga setempat.

Mereka yang berunjuk rasa-mulai dari ulama, kepala suku dan warga masyarakat-melakukan long march sambil membawa spanduk bertuliskan "No to the Deviding Wall" dan "The Wall is US Terrorism. " Mereka juga mendesak pemerintah Irak turun tangan untuk menghancurkan tembok pemisah itu.

Sejak awal tahun 2007 kemarin, pasukan AS dan Irak mulai membangun tembok-tembok pemisah di beberapa kawasan di Baghdad dengan alasan untuk melindungi warga dari pertikaian sektarian. (ln/al-arby)