Sebagai negara Muslim, Arab Saudi memang menyedihkan. Alih-alih membela sesama negara Muslim yang sedang dizalimi, Saudi malah memberikan fasilitas pada musuh-musuh Islam yang ingin menghancurkan negara-negara Islam.
Surat kabar Inggris Daily Express menurunkan laporan yang sangat memprihatinkan tentang pertemuan segitiga antara Inggris-Israel-Arab Saudi yang dilakukan secara rahasia di kota London. Dalam pertemuan itu, Kepala Badan Intelejen Inggris Sir John Scarlett, pejabat Intelejen Israel Meir Dagan dan pejabat intelejen negara Saudi membahas tentang kemungkinan pesawat-pesawat tempur Israel menggunakan wilayah udara Saudi jika negara Zionis itu jadi melakukan serangan sepihak terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran.
Menurut surat kabar itu, kemungkinan Israel melakukan serangan sendiri ke Iran meningkat secara signifikan setelah Iran mengumumkan akan meluncurkan fasilitas pengayaan uraniumnya yang kedua yang akan dibangun di kota Qom. Iran sudah memberitahukan rencana itu dalam surat resmi yang dikirim ke badan nuklir dunia, IAEA pada Selasa (21/9) pekan lalu sesuai aturan transparansi pengembangan nuklir yang ditetapkan IAEA terhadap negara-negara anggotanya.
Rencana Iran itu membuat Israel kebakaran jenggot. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu makin gencar melontarkan ancamannya untuk membombardir Iran dan menghancurkan fasilitas-fasilitas pengembangan nuklir negara Para Mullah itu.
Israel mendapat angin segar untuk menyerang Iran setelah mantan dubes AS di PBB John Bolton baru-baru ini menyatakan pada sejumlah analis intelejen bahwa "Saudi sudah setuju jika Israel menggunakan wilayah udaranya untuk kepentingan menyerang Iran."
Bolton mengklaim sudah membahas masalah itu secara tertutup dengan para pejabat Saudi. "Tak seorang pun diantara para pejabat Saudi itu yang bakal bicara secara terbuka tentang masalah ini. Tapi yang pasti, Saudi menyetujui jika wilayah udaranya digunakan Israel asalkan Israel tidak ‘berisik’ menyebutnya sebagai sebuah kesuksesan besar," ujar Bolton terkait kesediaan Saudi membantu Israel menyerang Iran.
Informasi bahwa Saudi sepakat menyediakan wilayah udaranya untuk mempermudah serangan Israel ke Iran sebenarnya sudah merebak sejak bulan Juli lalu. Meski Saudi menerapkan kebijakan untuk tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, seorang sumber di Israel mengatakan bahwa agen-agen Mossad (badan intelejen Israel) diam-diam menjalin "hubungan kerjasama" dengan Saudi.
Terkait dengan Iran, Saudi selama ini terlibat perang dingin dengan Iran dan Saudi berambisi untuk "menghentikan" langkah maju Iran.
Lantas, apa jadinya jika Israel benar-benar menyerang Iran? Sebuah studi yang dilakukan Center for Strategic and International Studies menyebutkan, perang ini kemungkinan akan menelan korban sebanyak 6 juta jiwa. Sebuah perang yang dikobarkan karena kebencian dan ambisi setan, haruskah mengorbankan jutaan manusia tak berdosa? (ln/prtv)