Saudi Sebut Aksi Israel ke Ghaza €sebagai Kriminalitas Ala Nazi

Masih ingat dengan perjanjian Makkah yang ditandatangani dua tokoh besar Palestina asal Hamas dan Fatah? Sebuah peristiwa yang menjelma seperti angin segar setelah konflik berdarah mewarnai negara yang sesungguhnya sedang dalam proses penghancuran oleh Zionis Israel.

Kesepakatan Makkah yang ditandatangani bulan Februari 2007 itu memang sempat menerbitkan secercah harapan untuk mengatasi krisis Palestina. Tapi sejumlah peristiwa yang terjadi setelah itu begitu cepat hingga akhirnya konflik Hamas dan Fatah pun tak terhindarkan. Kini, Ghaza yang dikuasai penuh oleh Hamas mengalami tekanan isolasi dari Israel yang sangat menyiksa penduduknya. Bagaimana sikap Saudi Arabia memandang masalah ini?

Seorang kolumnis Saudi Saud Rais, mengatakan Saudi tidak mungkin mundur ke belakang dalam arti membatalkan sikapnya saat mendukung kesepakatan Makkah beberapa waktu lalu. Kepada Aljazeera, ia mengatakan, “Saudi telah mengeluarkan pernyataan sikapnya yang jelas dengan mengecam serangan Israel terakhir dengan menyebutkan bahwa aksi serangan itu adalah “kriminalitas ala Nazi”.

Pernyataan berani itu menegaskan bahwa Saudi sampai saat ini masih tetap tidak berubah dalam pandangannya terhadap masalah Palestina. Menurut Saud Rais, Saudi dalam hal ini selalu memandang dalam aspek menyatukan barisan rakyat Palestina, dan memandang adanya konflik antara Hamas dan Fatah karena ada sejumlah orang ekstrim yang memaksakan pendapatnya.

Penulis Saudi lainnya bernama Zuhair Al-Haritsi mengatakan bahwa Saudi Arabia tidak akan berubah sikapnya dalam mendukung dan memberi solidaritasnya untuk Palstina.

“Riyadh sudah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak di Palestina, meskipun orang-orang Palestina sebagiannya tidak lagi mau menghormati kesepakatan Makkah.”

Sedangkan Yusuf Kuawaileit, seorang kolomnis terkenal di Saudi juga menyuarakan hal yang tidak berbeda. Baginya, keadaan yang kini dialami Palestina bukan terkait dengan dukungan dari luar, tapi terkait masalah internal di Palestina sendiri karena masing-masing pihsk baik Hamas dan Fatah tidak menghormati perjanjian Makkah. (na-str/aljzr)