Intelejen Arab Saudi merekrut para anggota al-Qaida untuk menjadi pasukan milisi yang setia pada kerajaan Saudi. Para milisi akan dimanfaatkan untuk mendukung aparat kemanaan Saudi dalam menghadapi pemberontakan-pemberontakan di dalam negeri Saudi dan ancama-ancaman dari negara lain.
Hal tersebut diungkapkan oleh sejumlah sumber dari kelompok oposisi di Saudi. Sumber-sumber yang tidak mau disebut namanya itu mengatakan, Saudi membentuk pasukan milisi itu setelah melihat hasil polling di Bahrain dan di wilayah utara Saudi yang menunjukkan bahwa para responden di wilayah-wilayah itu menyatakan akan mendukung Iran jika Iran diserang oleh AS atau Israel.
Saudi beranggapan, agresi ke Iran akan menimbulkan dampak lumpuhnya negara Saudi. Selain itu, Saudi juga berkeyakinan, milisi yang beranggotakan al-Qaida bisa membendung gerakan kelompok yang ingin melakukan reformasi di Saudi.
Kelompok oposisi di Saudi juga menuding, Saudi sudah sejak lama membentuk kelompok milisi. Mereka mengklaim mengetahui hal tersebut dari sebuah dokumen yang berisi tentang formasi pembentukan milisi Saudi di Yaman untuk menyelesaikan ancaman-ancaman keamanan di negara tetangga Saudi itu.
Menurut pengakuan sejumlah orang yang diklaim sebagai anggota milisi "Penaklukan Islam", mereka melakukan kontak dengan para pejabat Saudi yang telah membiayai operasi mereka. Sejauh ini, pihak Saudi maupun al-Qaida belum berkomentar atas tudingan itu. (ln/prtv)