Saudi Mulai Perhatikan Masalah Hak Asasi Perempuan

Kementerian Sosial Arab Saudi sudah menyatakan persetujuan awalnya atas pembentukan lembaga "Ansar Al-Maraah", sebuah lembaga yang akan bergerak di bidang perlindungan hak asasi kaum perempuan di Saudi.

Aktivis perempuan Suliman al-Salman mengungkapkan, kementerian ini akhirnya memberikan persetujuan setelah para aktivis HAM di negara Petro Dollar itu bernegosiasi selama dua tahun. Saat ini, 21 kaum pria dan perempuan, yang terdiri dari para peneliti, akademisi dan aktivis, sedang menggodok bagaimana bentuk lembaga baru ini, yang tujuannya antara lain untuk membantu meningkatkan derajat kaum perempuan dalam bidang sosial, pendidikan dan kebudayaan.

"Sekarang ini mayoritas kaum perempuan di Saudi masih berada di bawah bayang-bayang dominasi kaum lelaki dan tidak bisa secara aktif berperan dalam masyarakat karena pembatasan-pembatasan yang dikenakan pada mereka, " kata Salman.

Ia melanjutkan, "Menolong kaum perempuan untuk mendapatkan hak-haknya yang selama ini diabaikan atau ditindas lewat budaya maupun hukum yang berlaku, tidak bertentangan dengan Islam. Islam tidak melarang kaum perempuan untuk memanfaatkan uang miliknya sendiri, tidak melarang perempuan mengendarai mobil sendiri atau memilih laki-laki yang akan menjadi suaminya."

Sementara itu, pemerintah Saudi mengundang pakar hak-hak perempuan dari PBB, Yakin Erturk untuk datang ke negeri itu tanggal 4-13 Februari mendatang. Di Saudi Erturk juga akan meneliti kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan di Saudi dan akan melaporkan hasil penemuannya ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB. (ln/al-arby)