Eramuslim.com – Arab Saudi kembali menahan beberapa pengkhotbah dan ilmuwan. Menurut para aktivis, penahanan ini dilakukan dua hari setelah penangkapan lebih dari 20 orang pengkhotbah Saudi, termasuk beberapa pengkhotbah kerajaan yang paling berpengaruh.
Dilansir dari Aljazirah, Rabu (13/9), berdasarkan laporan para aktivis, setidaknya delapan tokoh terkemuka, termasuk ulama, akademisi, pembawa acara televisi dan seorang penyair, telah ditahan sejak Senin lalu. ALQST, sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di London, juga melaporkan hal serupa.
“Salman Al-Awam, Awad al-Qarni, Farhan al-Malki dan Mostafa Hassan dipastikan ditahan,” kata kepala ALQST, Yahya al-Assiri. Namun, pejabat Saudi belum memberikan komentarnya terkait hal ini.
Seorang sumber keamanan Saudi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa tersangka dituduh melakukan kegiatan spionase dan berhubungan dengan entitas eksternal termasuk Ikhwanul Muslimin, yang telah diklasifikasikan oleh Arab Saudi sebagai organisasi teroris.
International Union of Muslim Scholars (IUMS) yang berbasis di Doha mengutuk penangkapan yang dilaporkan awal Senin malam. Kelompok tersebut menghubungkan penangkapan tersebut dengan krisis Teluk dan mendesak Raja Saudi Salman bin Abdulaziz untuk memerintahkan pembebasan mereka.
Di antara yang dilaporkan ditangkap adalah Salman al-Audah, seorang pengkhotbah Muslim terkemuka dan anggota dewan pengawas IUMS.
IUMS mengatakan para ilmuwan tidak boleh dijadikan pion dalam perselisihan politik, mengacu pada krisis antara Qatar dan empat negara Arab lainnya yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir.
“Sehubungan dengan krisis tersebut dengan negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Salman al-Audah tidak melakukan apapun kecuali meminta persatuan di antara negara-negara persaudaraan ini. Saya mendesak anggota GCC untuk berkumpul demi rakyat mereka ,” tulis Salman al-Audah dalam status media sosialnya yang dibacakan oleh IUMS.(kl/rol)