Seperti diketahui pembangkit atom membutuhkan uranium diperkaya hingga sekitar 5 persen kemurnian, namun teknologi yang sama dalam proses ini juga dapat digunakan untuk memperkaya logam berat ke tingkat senjata yang lebih tinggi.
Masalah itu menjadi inti kekhawatiran Barat dan regional mengenai kerja nuklir Iran, musuh Arab Saudi, dan menyebabkan kesepakatan 2015 di mana Iran setuju untuk membekukan program tersebut selama 15 tahun demi mendapatkan pembebasan sanksi.
Sementara, Yukiya Amano, kepala IAEA mengatakan bahwa Iran mematuhi kesepakatan nuklir yang ditandatangani dengan kekuatan dunia dan telah dipertanyakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Media reuters dalam sebuah laporannya mengatakn, berdasarkan atas kesepakatan tersebut, Iran dapat memperkaya uranium hingga kemurnian 3,67 persen, sekitar tingkat normal untuk pembangkit listrik niaga.(kl/tgr)