KTT G20 di London Inggris makan korban. Polisi London menemukan seorang lelaki terkapar di dekat Bank of England di tengah aksi ribuan massa yang memprotes jalannya KTT hari Rabu kemarin.
Polisi mengamankan lelaki yang belum diketahui identitasnya itu saat menghalau para demonstran yang terlibat bentrokan dengan petugas keamanan. Korban sempat diberi pertolongan napas buatan sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat. Tapi sesampainya di rumah sakit, polisi mengabarkan bahwa korban meninggal dunia namun tidak menjelaskan apa penyebab kematiannya.
Sekitar 4.000 orang menggelar aksi unjuk rasa di kota London hari Rabu kemarin menjelang pertemuan para pimpinan negara anggota G20. Para demonstran terdiri dari aktivis anti-kapitalis, anti-perang, aktivis lingkungan hidup dan warga masyarakat yang marah dengan krisis ekonomi global. Mereka datang dari berbagai kota di Inggris.
Aksi unjuk rasa yang semula berlangsung damai menjadi panas, setelah sejumlah demonstran mulai melemparkan melempari kaca jendela kantor Royal Bank of Scotland yang berada di dekat lokasi aksi unjuk rasa dan menuliskan kata "Thieves" (Maling) di tembok kantor bank tersebut.
Pengunjuk rasa lainnya melempari polisi dengan telur dan buah ketika polisi anti huru hara menggiring mereka ke Threadneedle Street, dekat Bank of England. Sejumlah aparat kepolisian dan pengunjuk rasa mengalami luka-luka dalam bentrokan tersebut dan lebih dari 30 orang demonstran ditangkap.
Michael Rainsvro, salah seorang demonstran dari Gerakan Alternatif G20 mengatakan, mereka menginginkan para pemimpin dunia melakukan "dialog yang riil" untuk menata perekonomian dunia di masa depan. "Kami sedang menyaksikan bagaimana 20 orang pemimpin membuat kebijakan untuk 20 negara kaya di dunia, tapi kebijakan itu mempengaruhi situasi ekonomi seluruh dunia," kata Rainsvro.
"Kami berunjuk rasa di depan Bank Sentral Inggris untuk mengatakan bahwa persoalan ekonomi saat ini bukan persoalan segelintir penentu kebijakan dan segelintir bankir-bankir nakal. Persoalan yang dihadapi saat ini sudah berlangsung bertahun-tahun," tukas Rainsvro.
Aksi unjuk rasa di kota London kemarin membuat kepolisian Inggris untuk pertama kalinya mengerahkan pasukan yang cukup besar untuk mengantisipasi keadaan. Helikopter meraung-raung di atas lokasi unjuk rasa. Toko dan restoran membuat barikade agar tidak menjadi target kemarahan para demonstran.
"Saya disini atas nama kaum miskin, mereka yang sekarang tidak bisa mendapatkan uang pensiun dan mereka yang kehilangan rumah sementara ‘kucing-kucing gemuk’ itu mendapat bonus, menyembunyikan uang mereka dari kewajiban membayar pajak dan hidup di mana tidak ada orang yang bisa menyentuh mereka," protes Jean Noble, salah seorang demonstran.
Meski terjadi bentrokan kemarin, para aktivis rencananya akan kembali menggelar aksi protes lagi hari ini. (ln/aljz)