Brigadir Jenderal Suriah Manaf Tlas yang membelot ke Turki pada Kamis kemarin (5/7), menurut Reuters, telah meninggalkan Damaskus dan sedang dalam perjalanan menuju ke Paris, kata seorang teman dari keluarga dekat jenderal itu kepada kantor berita Jumat hari ini (6/7).
Tlas yang memimpin sebuah unit dari elit Garda Republik dan pernah menjadi sekutu lama Presiden Bashar al-Assad, tiba di Turki pada Kamis kemarin dari Suriah dan berangkat menuju ke Perancis di mana ayahnya Mustafa Tlas, mantan menteri pertahanan sekarang tinggal, kata teman keluarganya.
Garda Republik adalah pasukan pengawal khusus presiden. Selama pemberontakan 16 bulan terakhir, dia salah satu tangan kanan Assad. Bila Tlas membelot, dipastikan kekuatan rezim Suriah berkurang. Keputusan jenderal berbintang satu ini juga berpontensi memancing desersi perwira tinggi lainnya.
Lebih dari 100 negara bertemu di Paris pada hari Kamis kemarin dalam acara “Friends of Syria” untuk membahas diakhirinya krisis 16-bulan berdarah di Suriah, yang aktivis klaim telah menewaskan lebih dari 16.500 orang.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius Jumat ini mengkorfirmasi bahwa Tlas telah membelot dan menuju Paris.
“Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa dia telah membelot dan sedang dalam perjalanan ke Perancis,” kata Fabius pada pertemuan para pemimpin dunia dan oposisi Suriah di Paris.
Tlas adalah salah seorang pejabat tinggi militer yang telah meninggalkan rezim Suriah didampingi oleh 23 perwira lainnya yang membelot menurut laporan Reuters.
“Sebuah sumber keamanan tingkat tinggi telah mengkonfirmasi melarikan diri dari Umum (Manaf) TLAS ke Turki,” kata website Syriasteps, yang memiliki link ke aparat keamanan Suriah, Kamis malam.
Tlas, 46 tahun, adalah sahabat Assad. Mereka seangkatan saat menempuh pendidikan di sekolah militer. Keluarga Tlas banyak mengabdi di kabinet Suriah. Ayah Tlas, Mustafa Tlas, dulu menjabat Menteri Pertahanan di masa pemerintahan Presiden Hafez al-Assad.
Juru bicara oposisi Pasukan Pembebasan Suriah, Riad al-Asaad, mengaku terlibat dalam pembelotan Tlas. “Orang kami menjemput dia di perbatasan Turki,” kata dia.
Sumber Aljazeera mengungkapkan Tlas memutuskan membelot karena pembantaian di Provinsi Homs tidak berhenti hingga sekarang. Padahal keluarga besar Tlas tinggal di Kota Rastan, wilayah tengah provinsi basis oposisi tersebut.(fq/aby)