Rangkaian ledakan bom mengguncang kota Sadr di Baghdad, yang didiami oleh mayoritas Muslim Syiah Irak. Akibat rangkaian ledakan yang terjadi satu hari kemarin, Kamis (23/11), 160 warga sipil tewas.
Peristiwa serangan kemarin menjadi peristiwa serangan terburuk selama invasi AS ke negeri itu sepanjang tiga tahun ini.
Selain rangkain ledakan bom, sekelompok orang bersenjata menyerang kantor kementerian kesehatan di kota Sadr dan terjadi baku tembak dengan aparat keamanan. Akibat kejadian itu, sekitar dua ribu pegawai terperangkap di dalam gedung.
Sumber-sumber di kementerian dalam negeri menyebutkan, sedikitnya lima orang terluka dalam insiden itu.
Deputi menteri kesehatan, Hakim al-Zamili termasuk yang terperangkap di dalam gedung bersama para pegawainya.
Ia menuturkan,"Pertama, sejumlah mortir meledak di gedung dekat kawasan Al-Fadhel, kemudian sekitar seratus orang bersenjata mesin dengan wajah tertutup menyerang."
"Kelompok bersenjata itu datang dengan menggunakan kendaraan sipil dan truk-truk pick-up, lalu mulai menembaki gedung sehingga sejumlah karyawan luka-luka," ujarnya.
Kelompok penyerang itu kabur setelah sempat baku tembak dengan pasukan keamanan Irak dan AS.
"Mereka melarikan diri setelah helikopter AS dan pasukan Irak datang. Para karyawan kemudian baru bisa meninggalkan tempat," kata juru bicara kantor kementerian kesehatan Irak.
Insiden itu terjadi beberapa jam di luar gedung dan para penyerang tidak berhasil masuk ke kompleks gedung kementerian kesehatan.
Rangkaian Ledakan Bom
Sedikitnya enam bom meledak di kota Sard kemarin dan diduga rangkaian ledakan itu sudah diatur sedemikian rupa. Selain enam ledakan bom, sebuah mortir juga meledak di beberapa tempat di kota Sadr, mengakibatkan 260 orang luka dan jalan-jalan rusak.
Kebakaran terjadi di mana-mana setelah ledakan terjadi dan pemerintah Irak langsung menerapkan jam malam di seluruh Baghdad. Warga dan kendaraan dilarang lalu lalang.
Sejumlah pejabat mengatakan, jumlah korban tewas kemungkinan akan lebih dari 160 orang karena masih banyak bagian-bagian tubuh manusia yang ditemukan.
Menjelang malam, dilaporkan kembali terdengar baku tembak di sejumlah distrik. Stasiun televisi nasional Irak melaporkan, akibat situasi yang kacau pemerintah menutup bandara internasional bagi semua penerbangan komersial sampai ada pengumuman selanjutnya.
Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki menyatakan ada "tangan-tangan gelap yang berkonspirasi untuk menumpahkan darah warga tak berdosa." Ia menyerukan agar semua pihak menahan diri dan bersumpah akan mencari orang-orang yang harus bertanggung jawab atas aksi-aksi berdarah kemarin.
Para tokoh Syiah, Sunni dan politisi dari kalangan Kurdi membuat pernyataan bersama yang disiarkan televisi, meminta warga untuk tenang. (ln/aljz)