Sarsak : Platini Berkhianat, Ia Berikan Israel Hak Tuan Rumah Kejuaraan Bola Eropa U-21

platiniKeputusan asosiasi sepakbola Eropa untuk memberikan Israel hak untuk menjadi tuan rumah kejuaraan Sepak Bola Eropa U-21 mendorong pemboikotan acara internasional itu , dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia oleh  Israel di tanah Palestina yang diduduki.

“Bagaimana UEFA [Asosiasi Sepak Bola Eropa] memberikan hak ini ke Israel?” kata Mahmoud Sarsak, striker berbakat yang pernah dipanggil ke skuad tim nasional Palestina, mengatakan kepada CNN.

“Mengapa mereka berpikir itu (keputusan) dapat diterima , padahal mereka mengetahui pelanggaran hak asasi manusia dilakukan negara Israel setiap hari?”

Sarsak, yang pernah ditahan selama tiga tahun di penjara Israel tanpa tuduhan, telah tiba di London untuk berkampanye melawan keputusan UEFA yang memberikan Israel hak untuk menjadi tuan rumah kejuaraan sepakbola U-21.

Bukti kebrutalan Israel dari saksi hidup tangan pertama, pemain sepak bola 23 tahun masih belum pulih setelah kehilangan setengah dari berat badannya dalam mogok makan tiga bulan setelah ditahan tanpa dakwaan di penahanan administratif oleh pemerintah Israel selama tiga tahun.

Penderitaan Sarsak yang dimulai pada tahun 2009 ketika ia ditawari kontrak profesional dengan tim di Tepi Barat Palestina yang diduduki.

“Seorang tentara Yahudi wanita informasikan kepadaku untuk datangi penyelidikan. Aku tidak khawatir karena banyak orang yang sedang diselidiki,” kenangnya.

“Saya terkejut ketika tangan dan kaki saya segera dirantai. Tidak ada orang lain selain saya. Saya pikir, ‘OK, mungkin sesuatu sedang terjadi.”

“Mereka membawa saya dengan tangan dan kaki dirantai , dan dimasukkan ke dalam apa yang terasa seperti bungker bawah tanah yang besar. Ketika aku sampai di sana dan aku didudukkan di kursi di hadapan seorang interogator

“Saya dilecehkan, disiksa, dipukul di kepala dengan senjata yang mereka gunakan. Mereka membawa saya ke penjara pusat militer. Aku menghabiskan 45 hari di sana. Aku melihat banyak kematian sepanjang periode tersebut. ”

Selama tiga tahun penjara, pemain bola Palestina itu disiksa secara fisik dan psikologis.

“Ini (mogok makan) adalah satu-satunya cara yang tersisa untuk mencapai pembebasan saya,” katanya.

“Israel membunuh harapan saya, membunuh mimpi-mimpi saya, membunuh segalanya, untuk hidup secara terhormat atau terkubur di bawah tanah.”

Sarsak menyesalkan bahwa EUFA memberikan  hadiah tuan rumah turnamen bergengsi  untuk pelanggaran hak asasi manusia Israel di tanah Palestina.

“Michel Platini [presiden UEFA] datang ke Palestina dan melihat situasi yang sebenarnya. Dia mengatakan bahwa dia akan memperhatikan Palestina dan akan mendukung rakyat Palestina,” katanya.

“(Ternyata) Dia telah benar-benar berubah pikiran. Dia telah memberi Israel hadiah di piring emas dengan memberi mereka kehormatan sebagai tuan rumah turnamen.”

Surat protes terbuka juga dikirim ke surat kabar Inggris The Guardian , ditandatangani oleh Uskup Agung Desmond Tutu serta beberapa politisi dan selebriti lainnya.

“UEFA telah menghadiahi perilaku kejam dan tanpa hukum Israel dengan memberikan kehormatan tuan rumah sepak bola Eropa U-21 di bulan depan,” uraian dalam surat itu.

“UEFA harus tidak mengizinkan Israel untuk menggunakan kesempatan turnamen bergengsi itu untuk menutupi kekejaman rasis atas hak-hak Palestina dan pendudukan ilegal atas tanah Palestina.”

Sarsak berbicara dalam pertemuan-pertemuan publik tentang pengalamannya di penjara Israel, agar menunjukkan kepada dunia wajah Israel sebenarnya.

Satu tahun setelah pembebasannya, pemain sepak bola masih dihantui oleh kenangan pahit di dalam penjara-penjara Israel.

“Saya masih ingin mengejar mimpi saya, karena niat Israel adalah menghancurkan impian saya dan menghentikan saya untuk  bermain sepak bola.” (OI.net/Dz)