Sarkozy, Mitterrand, Jilbab dan Gay


Prancis adalah negeri sejuta ironi. Bagaimana tidak, hari-hari ini, negeri yang terkenal dengan Menara Eiffel-nya itu tengah dihebohkan dengan pengakuan Fredderic Mitterrand—menteri kebudayaan Prancis—yang mendapat kecaman kanan dan kiri sehubungan dengan perilaku seksualnya.

Mitterrand, 62 tahun dan merupakan keponakan mantan presiden Francois Mitterand, dalam bukunya, The Bad Life, mengatakan bahwa ia mengecam keras turisme seks dan pedofilia. Namun di waktu yang bersamaan, ia juga mengaku bahwa ia “membeli” laki-laki lain untuk teman tidurnya. Yang paling terkenal adalah yang berasal dari Thailand.

“Saya mengecam keras turisme seks dan pedofilia. Saya tak pernah melakukan itu. Saya hanya melakukan seks dengan lelaki yang sebaya dengan saya—atau lebih muda lima tahun.” Ujarnya kepada French TV. Walau begitu, Mitterrand mengaku bahwa perilakunya di Thailand adalah sesuatu yang salah.

Mitterrand telah bertemu dengan Nicholas Sarkozy, presiden Prancis, dan ia mengatakan bahwa orang nomor Prancis itu tetap akan mendukungnya. “Jadi saya tidak akan mundur dari jabatan saya.” Tegasnya.

Mitterrand saat ini menerima begitu banyak tuntutan dari rakyat Prancis untuk mundur dari posisi menteri kebudayaan. “Ini memalukan dan menjelekkan citra Prancis.” Demikian bunyi tuntutan itu.
Tanggapan Sarkozy sangat berat sebelah. Prancis sepertinya sama sekali tidak terganggu dengan isyu Mitterand. Padahal Sarkozy, beberapa pekan ke belakang, begitu gigih mengguggat dan melarang pemakaian jilbab di negerinya itu. Sarkozy menyebut menterinya itu, “Berbakat dan berani.”

Lah, sedangkan kepada mereka yang berjilbab, Prancis menyebutnya sebagai penjara. (sa/bbc)