Belum jelas kapan kabinet akan membuat keputusan tentang nasib penceramah asal India itu.
Zakir Naik sebelumnya menuai kecaman atas ceramahnya di Kota Baru belum lama ini. Dalam ceramahnya tersebut, dia membanding-bandingkan kondisi umat Hindu Malaysia dengan umat Islam di India. Menurutnya, umat Hindu di Malaysia memiliki hak 100 kali lebih banyak daripada minoritas Muslim di India. Bahkan, dia mengklaim umat Hindu di negara itu lebih loyal kepada Perdana Menteri India Narendra Modi ketimbang kepada Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Lebih lanjut, ceramah Zakir juga menyerang komunitas China atau Tionghoa di Malaysia. Ketika muncul seruan deportasi atas dirinya, Zakir menyerukan agar para warga etnik China yang harus pergi terlebih dahulu karena mereka adalah “tamu lama” di Malaysia.
“Anda tahu, seseorang memanggil saya tamu. Jadi saya berkata, sebelum saya, orang China adalah tamu. Jika Anda ingin tamu baru pergi, minta tamu lama untuk pergi lebih dulu,” kata Zakir.
“Orang China tidak dilahirkan di sini, kebanyakan dari mereka. Mungkin generasi baru, ya,” kata Zakir dalam ceramah dengan metode dialog pada 8 Agustus di negara bagian Kelantan.
Tanda pagar (tagar) #ZakirNaik menjadi tren ketiga di Twitter Malaysia pada hari Rabu ketika pernyataan terbarunya mulai menyebar di media sosial.