Penulis buku kondang asal Brazil, Paulo Coelho menyebut mantan perdana Inggris Tony Blair "penjahat perang" Irak dan layak diseret ke pengadilan kriminal internasional di The Haque.
Coelho mengungkapkan hal tersebut sebagai bentuk kekesalannya karena Blair ditunjuk sebagai penasehat Olimpiade-pesta olahraga dunia-yang akan berlangsung tahun 2016 di ibukota Brazil, Rio de Janeiro.
Coelho tak sudi jika seorang tokoh dunia yang terlibat dalam perang di Irak dilibatkan dalam olimpiade yang akan berlangsung di negaranya.
"Apakah kita akan membayar Blair sebagai penasehat Olimpiade 2016? Orang yang tidak punya rasa tanggung jawab, yang mendeklarasikan perang ilegal di Irak? Blair seharusnya dibawa ke The Hague bukan ke Rio," kata Coelho sinis.
"Saya ada di Copenhagen ketika Rio dinyatakan sebagai tuan rumah olimpiade. Saya di sana untuk para atlet bukan untuk para pembunuh.
Tidak atas nama saya, maupun atas nama negara saya," tukas penulis yang bukunya berjudul "Alchemist" menjadi best seller dan terjual sebanyak 35 juta eksemplar di seluruh dunia.
Menurut Coelho, ditunjuknya Blair sebagai penasehat Olimpiade 2016 akan merusak citra negara Brazil di mata dunia. Blair, kata Coelho, tidak punya wibawa di negerinya sendiri, gagal sebagai negosiator di Timur Tengah.
"Dia (Blair) kehilangan jabatannya gara-gara perang Irak dan tangannya berlumuran darah tentara-tentara Inggris yang dikirim ke Irak," tukasnya.
Coelho juga mengungkapkan bahwa ia merasa malu ketika melihat Gubernur Rio de Janeiro, Sergio Cabral memberikan kaos tim sepakbola Brazil pada Blair.
"Sebagai orang Brazil, saya malu melihat kaos yang menjadi simbol Brazil itu diserahkan pada seorang penjahat perang," kata Coelho. (ln/mol)