Di hari kedua penyerangan Israel terhadap Gaza—sampai tadi malam pukul 24.00 WIB, 280 Palestina syahid terbunuh.
Alih-alih menghentikan penyerangan biadabnya karena kecaman internasional, Perdana Menteri Israel mengatakan bahwa invasi Israel masih mungkin akan terus berlanjut. Kabinet pemerintahan Israel sudah memberikan persetujuannya untuk itu. Infantri dan pasukan bersenjata penuh bahkan sudah menjaga seluruh perbatasan Gaza untuk melancarkan invasi darat secara langsung. Hal ini diutarakan langsung oleh Kabinet Sekretaris Perdana Menteri Ehud Olmert.
Markas polisi dan pabrik menjadi sasaran utama. Sebelumnya Masjid Al-Aqsha dan kantor televisi sudah dibombardir kemarin malam (28/12).
Tiga hari yang lalu tank-tank Israel memasuki dan menembaki Jalur Gaza dimana 1,5 juta orang Palestina tinggal. Pesawat tempur mereka sebelumnya telah pula menghancurkan markas besar pertahanan Hamas di Gaza, menewaskan setidaknya empat orang.
Penyerangan Israel kali ini dinilai sebagai penyerangan paling kejam sepanjang sejarah Palestina. “Palestina tidak pernah mengalami pembunuhan massal seperti ini sebelumnya.” Ujar Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh. Hamas sendiri mengeluarkan pernyataan, sedikitnya 180 orang anggotanya tewas, 15 di antaranya wanita dan anak-anak.
Sekarang ini, para penduduk Gaza sebagian besar hanya berada dalam rumah saja, sambil menunggu misi kemanusiaan PBB. Sejumlah 75.000 orang sudah berhasil dibawa keluar dari Gaza. Namun hal ini pun menjadi sesuatu yang susah karena Israel sudah memblokade semua jalur keluar dari Gaza. (sa/wb)