Al-Azhar – universitas Islam terkemuka di dunia Muslim Sunni saat ini sedang merencanakan membuat saluran televisi satelit untuk mempromosikan pemahaman yang benar tentang Islam dan mengkonter ideologi-ideologi ekstrim.
"Dalam masa Obama ini, kami sadar inilah waktunya untuk menggunakan cara-cara baru menyampaikan pesan-pesan kami," kata Syaikh Khalid Al-Guindy kepada Reuters pada hari Ahad kemarin.
Obama akan mengunjungi Mesir, dan kampus Al-Azhar pada hari Kamis tanggal 4 Juni nanti, untuk menyampaikan pesan kepada seluruh dunia Islam dalam rangka mencairkan ketegangan yang terjadi antara AS dengan dunia Islam.
Nama saluran televisi yang akan direncanakan on air pada pertengahan Agustus tahun ini adalah Azhari.
Saluran ini akan menyiarkan khutbah harian dari Imam besar Al-Azhar – Syaikh Muhammad Sayyid Tanthowi.
Juga akan menampilkan dokumenter yang berkaitan dengan Al-Azhar, talk show dan film animasi yang diambil dari kisah-kisah yang ada di Al-Quran.
"Kami tidak bisa hanya berkomunikasi dengan diri kami sendiri," kata Guindy.
"Kami akan melibatkan politisi, aktor, pemikir, penulis dan seluruh agama dalam acara dialog yang kami lakukan."
Dengan perkiraan biaya operasional tahunan sekitar 2,5 juta dollar, saluran tersebut akan disiarkan 75 persen output-nya dalam bahasa Arab, dan selebihnya dengan bahasa Inggris dan Perancis. Bahasa lain akan ditambahkan tahun depan.
Azhari berencana untuk memperluas jangkauan-nya dengan peluncuran sebuah surat kabar, stasiun radio, blog dan layanan selular pada tahun 2010.
"Bergabung dengan Al-Azhar adalah cara yang paling tepat untuk mempromosikan interpretasi dari agama," kata Hassan Tatanaki seorang pengusaha asal Libia.
Dialog
Guindy mengatakan saluran televisi baru ini juga bertujuan untuk mengkonter propaganda ideologi ekstrim yang disebarkan oleh beberapa media televisi.
Sarjana di Mesir mengatakan bahwa saluran televisi baru ini akan terlibat dalam isu-isu hangat seperti globalisasi, kloning dan genetika dan donasi organ tubuh.
Tetapi ia mengatakan bahwa saluran tersebut tidak akan menentang kebijakan pemerintah atau keputusan yang digunakan untuk alasan politik lainnya.
"Singkatnya, kita berhadapan dengan agama untuk kehidupan, sebelum menuju ke alam setelah kehidupan," ujarnya.
"Islam kami tidak akan terlibat dalam politik praktis dan Islam tanpa kekerasan.
"Kami menggantungkan Islam pada interaksi dan dialog dengan orang lain."(fq/iol)