Gara-gara kepolisian Kanada salah informasi, Maher Arar, warga negara Kanada asal Suriah, harus hidup dalam penjara dan mengalami penyiksaan selama satu tahun. Belakangan terungkap bahwa Arar tak bersalah, kepolisian Kanada hanya minta maaf dan menuding AS juga ikut berperan dalam kesalahan itu.
Kasus Maher Arar berawal pada tahun 2002 lalu, ketika ia sedang melakukan perjalanan dari Tunisia menuju Kanada via New York.
Di New York, aparat AS mendeportasi Arar ke Suriah, setelah menerima informasi dari kepolisian Kanada bahwa Arar terkait dengan terorisme. Polisi Kanada menginformasikan hal tersebut berdasarkan laporan intelejennya. Di Suriah Arar dipenjara selama satu tahun dan mengalami siksaan.
Sampai akhirnya keluar laporan yang membuktikan bahwa Arar tidak terkait dengan organisasi teroris manapun. Laporan sepanjang 822 halaman tentang kasus Arar, juga menyebutkan bahwa AS kemungkinan ikut berperan dalam kasus ini karena hanya bergantung pada laporan intelejen kepolisian Kanada yang salah, untuk mendeportasi Arar ke Suriah.
Suriah membantah telah melakukan penyiksaan terhadap Arar,36, yang berprofesi sebagai ahli di bidang software ini. Begitu juga AS, Washington menolak tudingan telah melakukan kesalahan dalam kasus ini.
Namun pihak Giuliano Zaccardelli, komisaris Royal Canadian Mounted Police, sebagai pihak yang memberikan laporan intelejen itu, menyampaikan ‘permohonan maaf yang sebesar-besarnya’ atas ‘mimpi buruk’ yang dialami Arar. Zaccardelli mengakui bahwa tindakan kepolisian federal, apapun itu, ‘telah memberikan kontribusi atas ketidakadilan yang sangat buruk’ yang harus ditanggung keluarga Arar.
"Benar, bahwa hari-hari awal pascaserangan 11 September sangat menantang dan membingungkan. Tapi, tentu saja situasi itu bukan menjadi alasan atau membiarkan kami menghindari kebingungan yang terjadi saat itu," kata Zaccardelli di depan anggota parlemen Kanada yang membidangi masalah kemanan publik dan nasional.
Laporan tentang kasus Arar menyebutkan bahwa Royal Canadian Mounted Police sudah memberikan informasi yang ‘tidak akurat’ pada aparat berwenang di AS yang mengatakan bahwa Arar adalah seorang ‘Islam ekstrimis’ yang punya hubungan dengan Al-Qaidah.
Namun Zaccardelli pada Kamis (28/9) mengatakan bahwa aparat berwenang AS sudah diberitahu adanya kesalahan informasi saat Arar masih berada di dalam tahanan AS di New York.
"Ketika Arar masih di New York, kami dengan jelas menyampaikan pada pihak AS bahwa ada kesalahan informasi dan kami berusaha untuk meluruskan informasi yang salah itu," akunya.
Zaccardelli menambahkan, dirinya tidak punya informasi atau indikasi tentang mengapa pihak AS mengambil keputusan untuk menahan Arar dan mendepotasinya ke Suriah.
"Kami berusaha mendapatkan informasi itu. Tapi kami tidak mendapatkannya, meski Kanada punya hubungan erat dengan aparat keamanan AS sejak tahun 2002," sambung Zaccardelli.
Atas kasus ini, pekan kemarin Jaksa Agung AS Alberto Gonzales mengatakan, "Kami tidak bertanggung jawab atas pendeportasian Arar ke Suriah." Ia juga mengatakan bahwa itu bukan bagian dari pemindahan para tersangka teroris ke tahanan-tahanan CIA di luar negeri seperti yang dituduhkan selama ini.
"Ini cuma deportasi. Arar adalah warga negara Kanada dan lahir di Suriah," ujar Gonzales pendek.
Sejauh ini, belum diketahui bagaimana sikap Arar sendiri atas hasil laporan yang menyatakan dia bersih dari terorisme dan bagaimana komentarnya soal permohonan maaf polisi Kanada. (ln/aljz)