Kelompok Salafi Tunisia mengaku bertanggung jawab pada hari Rabu kemarin (5/9) atas serangan di sebuah bar hotel di pusat kota Tunisia, mengatakan serangan itu dilakukan untuk menanggapi “tuntutan masyarakat.”
“Hal itu dilakukan sebagai tanggapan terhadap tuntutan masyarakat,” kata Wael Amami, anggota kelompok Salafi jihadi, mengatakan kepada AFP, dua hari setelah serangan itu.
“Para pemuda kami hanya memecahkan botol alkohol … Mereka tidak memukul siapa pun,” kata Amami, memperkirakan bahwa ada 15 hingga 20 pelanggan yang hadir pada saat serangan, yang terjadi di Hotel Horchani Sidi Bouzid.
Dia juga mengatakan kelompoknya telah memperingatkan manajemen hotel atas penjualan alkohol, yang tetap berlanjut.
Pada hari Senin lalu, sekelompok pria menyerbu masuk ke dalam hotel, yang menjadi hotel terakhir yang menyediakan minuman beralkohol di Sidi Bouzid, menghancurkan botol dan mengusir pelanggan.
Seorang pejabat kementerian dalam negeri mengatakan pada hari Rabu kemarin bahwa penyelidikan masih berlangsung, tetapi mengakui bahwa tidak ada penahanan yang telah dilakukan karena manajer hotel tidak ingin mengidentifikasi para tersangka.
Terkait adanya pelanggan hotel yang mencoba untuk memfilmkan serangan, kemudian dipukuli oleh anggota kelompok sebelum dibawa pergi menurut saksi mata, telah dirilis.
“Kami hanya menahannya selama waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa bahwa tidak ada gambar di telepon genggamnya,” ujar Amami.
Amami mengatakan kelompoknya, sekali lagi sesuai dengan permintaan masyarakat, juga memerangi penjualan alkohol ilegal di pusat kota Tunisia.
“Warga telah mengeluh, tapi polisi tidak pedulia,” tambahnya.
Amami menjadi terkenal ketika ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di bawah rezim diktator Zine El Abidine Ben Ali, setelah bentrokan berdarah dengan tentara di Soliman, dekat ibukota, pada tahun 2007.(fq/afp)