Salafi Jihadi Memberontak di Penjara Maroko

Narapidana di sebuah penjara Maroko menyandera lima orang penjaga pada hari Selasa. Di Maroko berlangsung kerusuhan di penjara-penjara, dan sudah memasuki hari kedua, dan kerusuhan itu menyebar ke seluruh penjara lainnya, di negara yang terletak di Afrika Utara itu, berita yang dikutip dari situs independen di negeri Afrika Utara itu.

Pembrotakan ini terjadi, akibat adanya keluhan dari tahanan politik dari Gerakan Islam, yang mereka telah mengalami "penyiksaan", selama berada di dalam tahanan, terjadinya ketidakadilan dalam proses persidangan yang sewenang-wenang. Mereka yang memberontak itu menuntut pembebasan mereka

Pemerintah mengatakan para tahanan akan mendapat keadilan di pengadilan, dan mereka akan diperlakukan sesuai dengan hukum yang berlaku. "Para tahanan menggunakan jeruji besi dan batu … untuk menyerang para penjaga," kata kantor berita pemerintah MAP.

Para penjaga penjara menggunakan gas air mata dan tongkat pada hari Senin dalam upaya untuk menghentikan aksi protes sekitar 300 anggota Gerakan Islam yang dijebloskan ke penjara oleh pemerintah.

39 orang mengalami luka-luka termasuk 19 anggota pasukan keamanan dan penjaga penjara lima pada hari Senin, ujar seorang dokter di rumah sakit di kota Sale, dekat Rabat.

Kerusuhan yang dipimpin oleh kelompok Salafis Islam Jihad ini terkait dengan tuntutan reformasi di Maroko.

Protes anti-pemerintah berlangsung sejak 20 Februari, termasuk keluhan para tahanan penyiksaan, sering didokumentasikan dalam wawancara direkam pada ponsel dari yang dipublikasikan di Internet.

Aktivis Hak Asasi Manusia menyalahkan pemerintah untuk memicu kerusuhan dengan mencoba untuk mengalihkan tahanan paling vokal keluar dari Zaki dan menyita ponsel dengan kamera.

Situs berita Goud.ma mengatakan, pasukan keamanan menembakkan peluru karet untuk menjinakkan protes di penjara Zaki. Lakome.ma sebuah situs l berita independen menunjukkan gambar dari apa yang dikatakan adalah salah satu narapidana di Zaki dengan luka peluru karet ke belakang lehernya.

Peristiwa yang berlangsung di penjara-penjara itu juga diterbitkan lewat video yang menunjukkan sedikitnya delapan tahanan di penjara di Tangier dan Kenitra dengan yang mengalami penyiksaan di leher dan perut mereka.

Raja Mohammed bulan lalu membebaskan sekitar 100 tahanan, kebanyakan dari mereka adalah anggota kelompok Salafi Jihadis, dalam upaya yang dilakukan pemerintah untuk melakukan pendekatan terhadap kalangan Salafi Jihadis, melalui para pejabat hak asasi manusia, yang ditunjuk oleh raja, kata dan itu merupakan langkah untuk melakukan  peninjauan terhadap kasus tahanan politik.(mh/wb)