Saksi Perang Bosnia: "Serbia Ingin Mengusir Semua Penduduk Muslim"

foto: Radovan Karadzic

Saksi dalam sidang kejahatan perang Bosnia menyatakan, pasukan Serbia yang dipimpin oleh Radovan Karadzic sengaja menerapkan strategi pembersihan etnis untuk menciptakan wilayah Bosnia-Serbia yang bersih dari etnis lainnya. Untuk itu pasukan Serbia mengusir seluruh etnis Kroasia dan penduduk Muslim dalam perang Bosnia yang berlangsung dari tahun 1992-1995.

Kesaksian itu diberikan oleh Anthony Banberry, yang pada saat perang tersebut bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB. Ia menjadi saksi dalam persidangan Karadzic–terdakwa pelaku kejahatan perang di Bosnia–di pengadilan internasional di The Hague.

Dalam kesaksiannya di pengadilan, Banberry mengatakan bahwa Karadzic memikili kekuasaan absolut dalam militer Serbia, dan pasukan Karadzic memang melakukan strategi pembersihan etnis dalam perang tersebut.

"Karadzic adalah orang yang membuat semua keputusan di level strategis, ia memegang otoritas tertinggi. Strateginya adalah menguasai secara penuh wilayah-wilayah dimana orang-orang Serbia nantinya terpisah dari komunitas Muslim dan dari etnis Kroasia," kata Banberry dalam persidangan hari Selasa (15/3).

Ia juga mengaku pernah mendengar Karadzic mengatakan "Orang Serbia sudah hidup selama 500 tahun dengan komunitas Muslim, tapi sekarang tidak lagi". Untuk melakukan pembersihan etnis itu, pasukan Serbia pimpinan Karadzic membombardir kota Sarajevo–ibukota Bosnia–dan mengusir penduduk non-Serbia dari kota-kota yang ingin dikuasai Karadzic.

Banberry mengungkapkan, Muslim Bosnia menginginkan sebuah negara yang multietnis, tapi Karadzic menolak keinginan itu dengan dalih warga Muslim punya "proyek negara" sendiri yang akan menaklukan dan memarginalkan orang-orang Serbia.

Pengadilan kejahatan perang internasional mengenakan tujuh dakwaan pada Karadzic terkait genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dakwan difokuskan pada peristiwa pengeboman dan penyerangan pasukan Karadzic ke Sarajevo dan pembantaian massal 8.000 Muslim di kota Srebrenica pada bulan Juli 1995. (ln/IENews)