Saddam Hussein mengatakan, ia lebih memilih mati ditembak oleh regu tembak daripada digantung ‘seperti seorang penjahat’.
"Saya tanyakan pada anda sebagai orang Irak, jika anda dijatuhi hukuman mati, eksekusi, ingat, saya adalah seorang militer dan seharusnya dibunuh oleh regu tembak dan bukan digantung seperti seorang pelaku kriminal," kata Saddam Hussein sebelum mengikuti persidangan kasus kejahatan perang yang dituduhkan kepadanya, Rabu (26/7), waktu setempat.
Meski faktanya Saddam tidak pernah tercatat sebagai anggota militer Irak, namun menunjuk dirinya sendiri sebagai jenderal setelah mengambil alih kekuasaan di Irak pada tahun 1979.
Saddam juga mengatakan, bahwa Amerika sudah memaksanya datang ke pengadilan ‘langsung dari rumah sakit’ meskipun ia menolaknya. Saddam bahkan menantang hakim dengan mengatakan,"Bahkan jika ada 1.000 orang seperti anda, tidak akan membuat saya takut."
Seperti diberitakan sebelumnya, Saddam dilarikan ke rumah sakit pada hari Minggu (23/7) kemarin, setelah 17 hari melakukan aksi mogok makan. Namun beberapa saksi mata mengatakan, Saddam mengakhiri aksi mogok makannya dan terlihat menyantap makan siangnya di pengadilan.
Tim jaksa menuntut Saddam Hussein dan dua terdakwa dari tujuh terdakwa lainnya dengan hukuman mati atas perannya dalam kasus pembantaian Muslim Syiah setelah usaha percobaan pembunuhan terhadap dirinya pada tahun 1982 di kota Dujail.
Hakim Rauf Abdul Rahman menolak pernyataan Saddam, bahwa ia dipaksa datang ke pengadilan. "Anda dibawa kesini tidak bertentangan dengan keinginan anda. Laporan medis mengindikasikan bahwa anda dalam kondisi baik," tegas hakim.
Saya tidak bilang bahwa saya sakit. Saya sedang mogok makan," jawab Saddam.
Dalam persidangan Saddam tetap memprotes pengadilan yang dinilainya gagal memberikan perlindungan pada anggota tim kuasa hukumnya. Sejak pengadilan dimulai bulan Oktober lalu, tiga anggota tim pengacara Saddam tewas terbunuh.
"Setengah kuasa hukum saya dibunuh. Belum cukupkah buat anda untuk melindungi mereka?" tanya Saddam yang tetap bersikeras bahwa pengadilannya ilegal.
Atas dasar itulah Saddam melakukan aksi protes dengan melakukan aksi mogok makan pada 7 Juli lalu sampai ia dilarikan ke rumah sakit. Saddam memprotes proses pengadilan terhadap dirinya dan menuntut perlindungan terhadap tim kuasa hukumnya.
Di pihak lain, tim kuasa hukum Saddam menyatakan memboikot proses pengadilan sejak kolega mereka, Khamis al-Ubaidi diculik dan dibunuh pada 21 Juni lalu.
Pihak pengadilan menunjuk tim pengacara baru untuk memberikan dua kali penyajian akhir, yang diharapkan akan disampaikan pada Kamis, minggu depan, sebelum lima anggota majelis hakim memutuskan vonisnya pada pertengahan Agustus mendatang. (ln/aljz)