"Apakah kalian yakin bahwa kondisi kalian hari ini lebih baik dari empat tahun silam?" Seperti inilah pertanyaan imajinatif yang dituliskan kolumnis Ghasan Sharbel, di harian Al-Hayat yang terbit di London.
Ia mengandaikan, pertanyaan inilah yang akan disampaikan Saddam Husein dari kuburnya, sebagai mantan orang nomor satu Irak yang telah dijatuhi hukuman gantung beberapa waktu lalu.
Ghasan menuliskan artikel itu dalam rangka memperingati empat tahun pendudukan AS di Irak.
Dalam tulisan itu, ia menggambarkan bagaimana kondisi yang dilewati rakyat Irak saat ini di bawah penjajahan pasukan AS, dibandingkan dengan hari-hari saat Saddam berkuasa. Di zaman Saddam, pelanggaran HAM memang terjadi. Tapi ia membandingkan pelanggaran HAM mana yang paling memprihatinkan antara dua zaman tersebut.
Dalam artikelnya, Ghassan melontarkan pertanyaan-pertanyaan imajinatif Saddam Hussein pada rakyat Irak, "Apa pendapat kalian tentang jumlah kematian saat ketiadaan saya dalam waktu yang pendek ini, apakah jumlah kematian itu berlipat lipat ketimbang keberadaan saya saat memimpin dalam rentang waktu yang lama? Apakah kalian yakin bahwa sayap intelejen Ba’th itu lebih kasar membunuh orang-orang ketimbang sayap "kematian" yang kini leluasa melakukan pembunuhan? Jika pemerintahan saya adalah masalah, mengapa saat ini orang-orang meninggal justeru bertambah tanpa kehadiran saya? Kenapa kalian sekarang lari ke negara-negara tetangga dan mencari perlindungan di negara yang amat jauh, sebanyak 2, 5 juta dari kalian kini mengungsi. "
Dalam kalimat penutup, Ghassan menuliskan pernyataan imajinatif Saddam Husein. "Saya dahulu memang berlaku zalim di Irak. Tapi Irak tetap eksis pada waktu itu. Dan hari ini, kezaliman berlipat-lipat, lalu Irak hari ini sudah tidak ada. "
Ghassan, dalam tulisannya juga mengatakan bahwa George W. Bush sudah menyebabkan kerugian luar biasa dari Irak.
Selain Ghassan, seorang kolumnis Arab lainnya bernama Abdul Bari, menuliskan di harian Al-Quds mengatakan, "Sebelum empat tahun lalu, dan setelah kehadiran pasukan AS di Baghdad, Presiden Bush mengumumkan dengan bangga bahwa peperangan telah selesai dan keamanan, stabilitas, kesejahteraan di Irak telah dimulai. " Namun semua tahu bahwa pernyatan Bush hanyalah isapan jempol dan ke balikan dari kenyataan yang ada.
"Pada saat yang sama, Presiden Irak Saddam Husein ketika itu justru menegaskan bahwa peperangan melawan penjajan sebenarnya baru dimulai. Selanjutnya Saddam menghilang dari pantauan dan memimpin perlawanan, berupaya melakukan konsolidasi barisan sukarelawan perang dengan caranya hingga menghasilkan sesuatu yang tidak diduga oleh Bush dan Tony Blair, " tulis Abdul Hadi.
Ia melanjutkan, "Kita memang mengakui prestasi perlawanan. Kita juga mengakui kekalahan proyek Amerika di Irak. Perlawanan Irak telah mencatat kemenangan yang banyak di sini. Namun warga Irak kini terjerembab dalam konflik antar etnik yang memang dimunculkan oleh penjajah AS hingga menewaskan ratusan ribu orang tak berdosa dan Irak kini berubah menjadi "kuburan massal." (na-str/iol)