Doha, Sebuah sumber yang dipercaya dekat dengan Syaikh Dr. Yusuf al-Qardhawi, menyatakan jika rumah milik ulama terkemuka yang juga ketua ikatan ulama Muslim internasional itu akan digusur dan dihancurkan.
Penggusuran dan penghancuran rumah milik Syaikh al-Qardhawi, dan rumah-rumah lain di sekitarnya di kawasan Wadi as-Sayl, Doha, merupakan kebijakan pemerintahan Qatar yang akan menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan hunian apartemen baru dan taman kota.
Pemerintah Qatar sendiri telah memperingatkan para penghuni Wadi al-Sayl untuk segera meninggalkan daerah tersebut dalam jangka waktu tertentu. Pihak pemerintah juga telah memberikan uang pengganti dan lahan kawasan hunian baru.
Rumah Syaikh Yusuf al-Qardhawi terletak di bilangan yang sangat strategis dan elit. Rumah-rumah di kawasa tersebut tampak mewah, luas, dan memiliki tetaman, layaknya istana. Para tetangga Syaikh al-Qardhawi sendiri kebanyakan para menteri negara, duta besar, dan orang-orang papan atas lain.
Terkait kebijakan pemerintah ini, Syaikh al-Qardhawi menanggapinya dengan legawa, meski sangat berat.
"Ini adalah musibah besar. Pemulihan atasnya butuh bertahun-tahun," kata al-Qardhawi sebagaimana diungkapan sumber tersebut.
Reaksi ulama lulusan Universitas al-Azhar, Mesir, itu tidaklah berlebihan. Pasalnya, yang menjadikan keberatan pindah rumah bagi beliau adalah "membongkar dan menata ulang" perpustakaan pribadinya yang luar biasa besar.
Perpustakaan pribadi Syaikh asal Qardha, Mesir, itu menghimpun lebih dari 30.000 koleksi buku-buku rujukan pokok (ummahat al-kutub), ratusan ribu buku-buku lainnya. Kitab karangan beliau sendiri lebih dari 150 judul.
Hal tersebut belum mencakup kaset-kaset, cd, video, dan dokumen-dokumen pribadi yang penting lainnya.
Kesemua koleksi perpustakaan tersebut tersusun dan tertata (munazhzham dan mufahras) dari a hingga z secara tertata.
Syaikh al-Qardhawi sendiri mengaku, untuk menata perpustakaan pribadinya, beliau membutuhkan waktu selama kurang lebih 1,5 tahun.
"Perpustakaan tersebut adalah salah satu mimpi saya yang menjadi kenyataan," ungkap Syaikh al-Qardhawi. (arb/L2 Cairo)