Rumah Muslimah di North Carolina Dilempari Telur

Council on American-Islamic Relations (CAIR)-wadah warga Muslim terbesar di AS-mendesak aparat berwenang menyelidiki kasus vandalisme yang dialami seorang muslimah di North Carolina.

Yusra Alaqrah, 53, yang tinggal di wilayah Greensboro melaporkan bahwa rumahnya sudah berungkali dilempari telur oleh orang tak dikenal, sejak ia pindah ke sebuah lahan pertanian di Greenboro pada bulan November 2005. Ketika itu, rumahnya dilempari botol, selanjutnya pelakunya menggunakan telur untuk melempar rumah Alaqrah.Insiden terakhir terjadi tanggal 13 April kemarin.

"Kami mendesak otoritas penegak hukum baik di tingkat lokal, negara bagian dan nasional melakukan penyelidikan atas kasus ini dan menyeret pelakunya ke meja hijau. Tak seorang pun warga Amerika, dari latar belakang agama apapun dibenarkan melakukan tindakan semacam itu," kata Ibrahim Hooper, direktur komunikasi CAIR.

Menurut Hooper, kasus yang dialami Alaqrah adalah bukti masih kentalnya sikap fobia terhadap Islam di kalangan masyarakat AS.

Alaqrah yang pernah menjadi guru itu meyakini aksi pelemparan ke rumahnya dilakukan atas dasar kebencian terhadap Islam dan Muslim. Apalagi sehari-harinya Alaqrah mengenakan busana khas Arab lengkap dengan jilbabnya yang menunjukkan bahwa ia seorang Muslim.

"Pelemparan itu terjadi secara sporadis, kadang tiap tingga minggu, tiap enam bulan dan kejadiannya selalu pada tengah malam," tutur Alaqrah.

Ia kadang membersihkan sendiri atau mengupah orang lain untuk membersihkan bekas lemparan-lemparan telur di rumahnya. Bekas-bekas telur yang sudah mengering, bahkan masih bisa terlihat di kaca jendela lantai dua rumahnya. Jika ia mengupah orang untuk membersihkan bekas lemparan telur, ia harus mengeluarkan uang antara 175 sampai 300 dollar.

Alaqrah pernah mencoba untuk memergoki pelakunya, ia mengintai dari ruang komputer dan mengintip setiap ada mobil yang lewat pada tengah malam. Tapi usahanya tak membuahkan hasil, malah membuat sakit dan kurang tidur.

"Saya ingin bertemu dengan pelakunya dan menanyakan mengapa mereka melakukan ini semua pada saya. Saya ingin jawaban, saya tidak akan membenci mereka. Saya juga warga negara Amerika dan saya mencintai agama saya," tukas Alaqrah, ibu dari empat anak dan memiliki tiga cucu ini.

Setelah insiden serangan tanggal 13 April kemarin, Alaqrah mengadukan kasus ini ke Dewan Kota. Ia juga melaporkannya pada asosiasi warga dimana ia membayar iuran sebesar 135 dollar per tahun pada asosiasi itu. Oleh asosiasi Alaqrah diminta menyampaikan laporannya pada aparat kepolisian.

"Saya merasa tak seorang pun peduli dengan apa yang saya alami," tukas Alaqrah. (ln/CAIR)