Sebuah serangan udara NATO di Libya telah menghancurkan rumah Abdullah al-Sanussi, kepala intelijen Libya, yang merupakan saudara ipar pemimpin Libya Moammar Gadhafi, ujar pejabat pemerintah Libya, Jumat .
Berita pertempuran berkecamuk di kota strategis kunci Zawiya, 30 mil sebelah barat Tripoli. Tembakan artileri sengit didengar di seluruh Zawiya pada hari Jumat. Oposisi berhasil menguasail sebuah kilang minyak besar di kota itu, kata Hobab Jomaa, ujar seorang oposisi. Mereka mengendalikan bagian barat kota, tetapi pertempuran terus berlanjut di bagian timur, katanya.
Serangan yang ditargetkan rumah kepala intelijen, sementara itu, juga menghancurkan sebuah sekolah dan toko medis, tetangga dan pejabat mengatakan. Satu orang – bukan Al-Sanussi – tewas, kata mereka.
Pada bulan Juni, Pengadilan Kejahatan Kemanusiaan Internasional (ICC) mengeluarkan perintah penangkapan untuk al-Sanussi bersama dengan Gadhafi dan putranya Saif al-Islam atas tindakannya yang mengakibatkan terjadinya perang saudara di Libya.
Serangan terhadap rumah al-Sanussi itu menyusul serangan udara NATO Kamis malam yang menewaskan seorang saudara Moussa Ibrahim, mantan Menlu Libya, yang telah meminta suaka politik di Inggris, ujar seorang pejabat pemerintah Libya di Tripoli.
Hasan Ali Ibrahim, adik Moussa Ibrahim, bekerja sebagai sukarelawan sipil bagi pemerintah Gadhafi, kata pejabat tersebut. Mahasiswa 25 tahun disebuah universitas meninggalkan Tripoli, dan sekelompok orang untuk memeriksa teman-teman mereka di Zawiya. Saat itu dikejutkan oleh peluru yang ditembakkan dari sebuah helikopter Apache di alun-alun pusat Zawiya itu, kata pejabat itu.
Moussa Ibrahim menerima berita itu saat ia berbuka puasa Ramadhan dengan anggota keluarganya di sebuah perumahan wartawan Hotel Tripoli. Ibrahim yang berada di ruang makan, ketika ia menerima berita itu, melompat dari kursinya, dan berlari dari ruang berteriak saat mendengar kematian Mosua. (mh/tm)