Tidak seperti pada pemilu AS di masa yang lalu, di mana Presiden Barack Obama menjanjikan perubahan untuk bangsanya, masyarakat internasional mungkin semakin meragukan bahwa akan ada perubahan persepsi terkait urusan luar negeri AS.
Tetapi sementara banyak warga Arab Amerika dan Timur Tengah mendukung pemerintahan Obama, anggota oposisi bersenjata utama Suriah justru memberikan dukungan ke lawan Obama.
Anggota FSA (tentara pembebasan Suriah) mengatakan mereka mengharapkan mendapat dukungan dari Romney tetapi tidak terlalu berharap banyak mengingat banyak janji Amerika yang gagal, seperti masa sebelumnya.
Yasir al-Ahmed, juru bicara FSA di Aleppo, mengungkapkan kekecewaannya terkait pendekatan yang diambil pemerintah AS sejak revolusi Suriah dimulai 20 bulan lalu. Dia mengatakan Obama belum banyak menunjukkan tindakan nyatanya di masa lalu. “Kami mundukung Romney karena ia jelas menyatakan akan menyediakan kami persenjataan. Dimana di sisi lain, kami tidak menerima dukungan seperti itu dari Obama.”
Ahmed mengatakan ia menganggap Amerika sebagai negara terkuat di dunia dan mampu menghapus dan memecahkan masalah di seluruh dunia. Meskipun begitu Ahmed mengatakan:
“FSA tidak lagi sejalan dengan tujuan dengan pemerintah Amerika atau negara manapun, karena mereka memutuskan hanya duduk menonton pertumpahan darah yang terjadi, pada saat mereka bisa saja memberikan kontribusi untuk mengakhiri pembantaian ini,” tambah Ahmed.
Sepanjang kampanye mereka, baik Romney maupun Obama saling berbeda pandangan mengenai bantuan pemerintah terhadap FSA. Pemerintahan Obama secara terbuka menentang mempersenjatai oposisi sedangkan Romney menyatakan dengan jelas “Amerika Serikat harus bekerja sama dengan mitra untuk mengatur dan mempersenjatai kelompok-kelompok oposisi Suriah dalam upaya membuat proses yang lebih agresif.”(fq/aby)