Barack Obama hampir merampungkan menyusun orang-orangnya yang duduk di pemerintahannya yang akan datang. Seluruh pos-pos strategis dalam pemerintahannya telah rampung. Terakhir, Obama menunjuk Robert Gate, Menteri Pertahanan, yang duduk di pemerintahan Presiden George Walker Bush,kembali menduduki jabatan menteri pertahanan. Mungkin ini satu-satunya tokoh di pemerintahan Bush, yang tetap dipertahankan oleh Obama untuk menduduki jabatan menteri pertahanan.
Robert Gate yang diangkat Presiden George Bush menjadi menteri pertahanan menggantikan Donald Rumsfeld, yang mengundurkan diri, saat menghadapi tekanan, akibat perang Iraq. Obama memilih kembali Gate, tak lain, karena menteri pertahanan di zamannya Bush, cocok dengan arah yang ditempuh oleh Presiden Obama, dibidang pertahanan di masa yang akan datang. Robert Gate dipilih oleh Bush, adalah bersamaan dengan perubahan kebijakannya atas perang terhadap Irak, yang hampir berakhir, yang diarahkan menghadapi teroris di Afghanistan.
Sebelumnya, hari Rabu, menegaskan dalam briefingnya di kantornya di Chicago, yang menjadi pusat pemerintahan transisi, berulang kali menegaskan akan focus pemeritahan menyelesaikan krisis ekonomi, yang sekarang dihadapi oleh Amerika. Karena itu, Obama menunjukkan para ‘veteran’ pemerintahan di zaman Bill Clinton, seperti Timothy Geitner, yang diangkat menjadi menteri keuangan,sekarang menjadi Kepala Bank Sentral New York, yang sebelumnya juga pernah duduk dipemerintahan Clinton.
Sementera itu, Lawrence Summers, menteri keuangan di zamannya Clinton, diangkat oleh Obama, sebagai Ketua Dewan Ekonomi (NEC), dan penasehat di bidang ekonomi diserahkan kepada Christina Romer, yang sekarang menjadi Kepala Badan Riset Nasional. Dan, Peter Orszag, diangkat menjadi direktur anggaran.
Tentu, yang paling menarik adalah diangkat rival politik Obama, yaitu Senator Hillary Clinton, yang menduduki posisi sebagai menteri luar negeri. Sebelumnya, Hallary, termasuk salah pendukung invasi Amerika ke Irak. Pandangan-pandangan Hallary tentang Timur Tengah lebih konservatif. Bahkan, dalam kampanyenya yang lalu, ia akan mengebom Iran, jika negeri mullah itu tidak menghentikan progam nuklirnya.
Posisi menteri luar negeri yang akan diduduki Clinton, nampaknya akan menyebabkan kebijakan luar negeri Amerika, tidak akan berubah, dan akan tetap agresif, khususnya dalam menghadapi Islam, seperti yang sudah dipidatokan di dalam kampanye. Dengan posisi menlu yang diberikan oleh Obama kepada Hallary ini, sebagai menteri luar negeri, dapat dipastikan kebijakan Amerika terhadap Israel akan semakin kuat. Apalagi, Obama juga memilih Dennis Ross, sebagai penasehat masalah Timur Tengah. Dan, ini ditambah lagi penunjukkan Rham Israel Emanuel, sebagai kepala staf Gedung Putih, semakin mengokohkan pengaruh lobby Yahudi, terhadap kebijakan Obama, yang akan lebih pro-Israel.
Robert Gate yang akan menjadi menteri pertahanan yang baru di pemerintahan Obama, akan bertindak bagaimana mengkobinasikan kebijakan atau strategi perang Bush dengan perubahan yang diinginkan Obama, yang akan menarik pasukan Amerika dari Irak, dan mengalihkan ke Afghanistan dan Pakistan, dalam rangka memerangi kelompok al-Qaidah dan Taliban. Hal ini, sebenarnya sejalan dengan kebijakan Presiden Bush, yang sudah merasa gagal di Irak, kemudian untuk menyelamatkan mukanya, keluar dari Irak, dengan membuat isu baru,yaitu mengalihkan pasukannya ke Afghanistan.
Mulai Januari nanti, ribuan pasukan Amerika, yang ada di Irak akan pergi ke Afghanistan. Menurut Robert Gate, yang sekarang masih menjabat menteri pertahanan dalam pemerintahan Bush, strategi baru Amerika ini, ingin menciptakan kawasan Asia Selatan, khususnya Pakistan dan Afghanistan, tidak lagi menjadi tempat dan pusat terorisme internasional. (Mi/bbc)