Sebuah kajian ilmiah yang diselenggarakan Universitas Zionisme menghasilkan kesimpulan mengejutkan. Di antara hasil kesimpulan penelitian itu disebutkan, dalam satu tahun terjadi 25 ribu kasus orang Israel yang melukai diri sendiri, di mana sebanyak empat ribu dari kasus tersebut adalah upaya bunuh diri.
Lalu, dari empat ribu kasus bunuh diri itu, sebanyak 400 kasus berakhir pada kematian. Yang lebih mengejutkan lagi, 30 persen pelakunya adalah kalangan pemuda.
Ini fakta lain yang menegaskan bahwa masyarakat Israel memang hidup dalam kekacauan mental. Jumlah kasus bunuh diri yang dihasilkan oleh penelitian itu, ternyata tiga kali lipat lebih banyak dari kasus bunuh diri yang terjadi di negara-negara Barat. Tingkat bunuh diri di Israel itu juga melampaui angka kematian normal di Israel dan angka kematian karena perang. Dan ini merupakan angka bunuh diri terbesar sepanjang peradaban modern. Apalagi dalam penelitian itu juga disebutkan, 13% pemuda Zionis berpikir untuk bunuh diri.
Disebutkan, umumnya kasus bunuh diri itu dilakukan oleh orang Yahudi klan Ethiopia. Mereka diangap menderita tekanan mental karena perlakuan rasis yang mereka alami akibat perbedaan warna kulit. Karena sangat mengkhawatirkan, Komisi khusus di parlemen Zionis mengangkat kasus bunuh diri yang tinggi ini dan mengkaji apa latar belakangnya.
Terkait motif yang mendorong kaum muda Yahudi untuk bunuh diri, disimpulkan sebanyak 28% kasus bunuh diri dilakukan karena mereka memang menganggap mati lebih baik, tanpa alasan yang jelas. Sementara 22% dilatarbelakangi tekanan mental dan 16% beralasan sebagai upaya lari dari kondisi yang tidak mampu lagi dipikul. Kajian Zionis ini juga menyebutkan bahwa peningkatan tajam ini sudah terjadi dalam tiga tahun terakhir, dan dilakukan oleh rakyat sipil maupun militer Israel. (na-str/pic)