Ribuan warga yang melarikan diri dari ibukota Yaman, Sana’a, akibat pertempuran antara suku oposisi dan pasukan loyalis presiden Ali Abdullah Saleh .
Sebagian besar pertempuran, yang mulai pada Rabu malam, terjadi di distrik Hasaba Sanaa utara, yang menjadi pusat markas Sadiq Sheikh al-Ahmar, pemimpin konfederasi suku Hashed kuat.
Kementerian Pertahanan Yaman, mengatakan Pasukan Khusus (AOS), yang dipimpin oleh Ahmed bin Saleh, telah dikerahkan untuk membebaskan yang dimiliki oleh al-Ahmar. Tenaga medis di Sanaa mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa 15 orang telah tewas dalam bentrokan semalam, termasuk seorang gadis tujuh tahun terkena tembakan.
Al Hakim Masmari, editor Post Yaman, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa diperkirakan 2.000 pejuang tambahan yang "bersenjata yang siap berperang" telah masuk Sana’a, yang akan memperkuat pasukan dari suku Hashed.
"Kami berharap para pejuang suku untuk mengambil kendali kompleks pemerintahan di Sanaa," kata Al Masmari. Saksi mata yang berada dengan daerah Hasaba mengatakan mereka mendengar beberapa ledakan, tetapi tidak tahu penyebab ledakan dan berapa besar kerusakan yang diakibatkannya.
"Ada ledakan sangat keras. Kedengarannya seperti peluru atau mortir. Semoga Tuhan melindungi. Kita," kata penduduk.
Seorang warga Sanaa mengatakan kepada AFP bahwa dia dan 30 anggota rumah tangganya mencoba melarikan diri Sanaa seperti kota, dan banyak pasukan khusus AOS,yang terus melakukan patroli. "Sanaa menjadi kota mati sekarang, dan jika pertempuran terus, Yaman akan hancur," katanya.
Banyak toko ditutup dan antrian panjang terbentuk di luar pom bensin. Warga yang mengeluh kekurangan air dan pemadaman listrik sepanjang hari.
Warga Sanaa pada Kamis, melihat pertempuran yang dahsyat antara pasukan khusus AOS, dan ini merupakan pertempuran paling sengit, sejak aksi protes di jalan-jalan yang menuntut mengakhiri pemerinah Saleh.
Minggu ini, ada tiga perisitwa yang menyebabakan semakin dahsyatnya konflik, saat terjadi pertempuran di ibukota, pasukan pemerintah menembak pada pengunjuk rasa di Taiz di selatan dan pertempuran dengan pejuang di kota pesisir Zinjibar.
Di ibukota Sanaa, pasukan khusus Ali Abdullah Saleh melakukan kekerasan dengan menembaki para demosntran secara membabi buta di Hasaba yang menjadi titik fokus dari bentrokan bersenjata selama seminggu terakhir,yang telah menewaskan sedikitnya 115 orang dan mendorong negara memasukki kancah perang saudara. (mh/aljz)