Ribuan Rakyat Hongkong Memperingati Peristiwa Lapangan Tiananmen

Ribuan rakyat Hongong memenuhi Victoria Park pada hari Sabtu, menandai peringatan ke 22, kekerasan berdarah terhadap para demonstran pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen, China.

Mereka menyalakan lilin sebagai upaya terakhir, setelah pemerintah China membatalkan rencana para demonstran yang melakukan aksi protes anti-pemerintah. Sekitar 26 orang ditangkap antara Februari dan Maret, menurut kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Hong Kong.

Penangkapan terjadi ketika kelompok-kelompok yang masih merahasiakan identitas mereka , memulai kampanye di internet menyerukan untuk melakukan aksi protes anti-pemerintah di Cina, yang mirip dengan rakyat di Timur Tengah yang memerangi pemerintah mereka.

Menanggapi kampanye itu, otoritas keamanan dikerahkan sepanjang jalan utama, terutama di Wangfujing, sebuah jalan yang sibuk, dan merupakan pusat belanja di di kota Beijing yang telah ditunjuk oleh kelompok oposisi melalui media online untuk menjadi tempat aksi protes.

Pemerintah juga memperketat aturan terhadap para wartawan asing, secara eksplisit memperingatkan mereka bahwa mereka akan dikenakan penahanan, penangguhan kartu pers dan pengusiran, jika mereka muncul di aksi demonstrasi.

20 tahun Peringatan Tiananmen

Protes Sabtu adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Kelompok Aliansi Hong Kong, sebuah kelompok pro-demokrasi. Polisi Hong Kong menyebutnya sebagai "aksi demonstrai damai."

Lebih dari 22 tahun yang lalu, mahasiswa berkumpul di Lapangan Tiananmen untuk mengenang Hu Yaobang yang meninggal baru-baru ini. Dia dipecat sebagai ketua Partai Komunis pada tahun 1987 oleh Deng Xiaoping untuk mendorong kebijakan yang dianggap terlalu lunak terhadap "ide-ide borjuis-liberal" dan mentoleransi protes mahasiswa.

Pada tanggal 15 April peringatan cepat berubah menjadi sebuah gerakan pro-demokrasi, dan mahasiswa mengadakan pembicaraan dengan pemerintah dan kemudian melakukan mogok makan di Lapangan Tiananmen untuk menekan pemerintah. Pada tanggal 4 Juni 1989, pasukan Cina dengan kendaraan lapis baja dan tank bergemuruh menuju Lapangan Tiananmen. Para prajurit, atas perintah politbiro partai membersihkan demonstran, dan memaksa mereka melalui jalan utama kota.

Di tengah perjalanan, mereka terjadi perlawanan sengit dari mahasiswa dan warga kota yang melakukan barikade jalanan, sehingga pasukan pemerintah menembaki mereka.

Ketika penembakan itu berhenti, ratusan bahkan ribuan orang tewas dan cacat seumur hidup.

Keluarga korban berharap memperingati peristiwa yang kelam setiap tahun, dan para aktivis itu menginginkan perubahan yang revolusioner, dan meninggalkan ideologi komunis, dan menemukan kebebasan sepenuhnya. Sekarang pemerintah China samasekali tidak mentolerir aksi-aksi yang dilakukan para aktivisi muda di negeri itu. (mh/cnn)