Ribuan pengunjuk rasa anti-Israel berkumpul di luar pengadilan Istanbul, di mana empat mantan pemimpin militer Israel sedang diadili secara in absentia atas serangan mematikan di kapal Turki yang menuju Gaza pada tahun 2010.
“Pembunuh Israel, keluar dari Palestina!” teriak kerumunan massa, sedangkan massa yang lain mengangkat spanduk yang bertuliskan: “Apa bedanya Hitler = Israel?.”
“Kami ingin mereka yang bertanggung jawab harus dihukum. Kami ingin mereka dibawa untuk menjelaskan pelanggaran mereka terhadap hak-hak rakyat Palestina,” dikutip Reuters dari seorang pengunjuk rasa.
Sidang dimulai di Pengadilan Pidana Tinggi Ketujuh Istanbul pada hari Selasa kemarin (6/11).
Setidaknya sembilan aktivis Turki tewas setelah pasukan komando Israel menyerang kapal Mavi Marmara di perairan internasional pada bulan Mei 2010. Insiden ini menyebabkan keretakan besar hubungan antara Ankara-Tel Aviv.
Yayasan Bantuan Kemanusiaan IHH, yang menjadi panitia Mavi Marmara, dan keluarga korban adalah salah satu pihak yang melakukan gugatan terhadap mantan petinggi militer Israel.
Pengadilan sendiri akan mendengarkan kesaksian dari orang-orang yang berada di kapal armada bantuan yang totalnya 490 orang, termasuk aktivis dan jurnalis, yang diharapkan untuk memberikan bukti.
Jika empat, termasuk mantan Kepala Staf Israel Gabi Ashkenazi, divonis bersalah, pengadilan bisa mengeluarkan surat perintah penangkapan mereka. Israel, bagaimanapun, menyebut sidang itu sebagai “tindakan politik sepihak tanpa kredibilitas peradilan”.
Dakwaan disiapkan oleh jaksa dengan tuntutan hukuman seumur hidup kepada beberapa perwira Israel yang sekarang sudah pensiun.
Turki sebelumnya telah menuntut permintaan maaf resmi dari rezim Israel atas serangan mematikan serta memberikan kompensasi kepada keluarga korban dan mengakhiri blokade Gaza sebagai prasyarat untuk normalisasi hubungan timbal balik mereka, namun Tel Aviv sejauh ini menolak untuk memenuhinya.(fq/prtv)