Israel terbukti tidak sepenuh hati mau mematuhi kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Setelah melakukan provokasi dengan membunuh dua warga Palestina di Tepi Barat, Zionis Israel hari ini mengumumkan tidak akan membuka perbatasan-perbatasan di Jalur Ghaza untuk warga Palestina.
Tembakan-tembakan roket dari Jalur Ghaza menjadi alasan rezim Zionis untuk tidak membuka perbatasan. Padahal tembakan roket pejuang Palestina itu sebagai balasan atas pembunuhan yang dilakukan tentara-tentara Zionis di Tepi Barat.
Pejabat militer Israel, Peter Lerner mengatakan perbatasan-perbatasan Israel dengan Jalur Ghaza akan ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sebelumnya, Israel sudah melonggarkan pembatasan di perbatasan Karni, Nahal Oz, Erez dan Sufa, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Ghaza.
"Kami kembali menutup perbatasan Karni, Sufa dan Nahal Oz untuk sementara menyusul tembakan roket yang merupakan pelanggaran kesepakatan gencatan senjata, " kata Lerner.
Laporan Aljazeera menyebutkan, warga Ghaza kini merasa khawatir Israel akan menggelar lagi operasi-operasi militernya ke wilayah itu sebagai balasan atas tembakan roket pejuang Palestina ke selatan Israel. Ketika kesepakatan gencatan senjata antara Hamas-Israel diumumkan, warga Ghaza berharap rezim Zionis membuka semua perbatasan sehingga bantuan-bantuan dari luar bisa masuk ke wilayah Ghaza. (ln/aljz)