Eramuslim.com – Rezim teror Myanmar telah menghancurkan setidaknya 55 desa yang pernah dihuni warga Muslim Rohingya dengan buldozer. Hal itu diungkap Human Rights Watch (HRW) dengan bukti citra satelit.
Kelompok HAM itu mengatakan, penghancuran puluhan desa itu menjadi bukti kejahatan terhadap minoritas yang dianiaya.
Gambar satelit yang dirilis HRW pada hari Jumat (23/2/2018) menunjukkan bahwa, antara bulan Desember 2017 hingga pertengahan Februari 2018, daerah yang pernah dipenuhi bangunan dan tanaman hijau benar-benar dibersihkan.
HRW telah menggambarkan tindakan pasukan keamanan Myanmar atau Burma sebagai ”kampanye pembersihan etnis” dan meminta PBB dan para donor Myanmar untuk menuntut diakhirinya penghancuran tersebut.
Menurut HRW, sebanyak 362 desa telah hancur sejak militer Myanmar memulai kampanye tindakan keras terhadap komunitas Rohingya pada Agustus tahun lalu.
Direktur HRW untuk Asia, Brad Adams, mengatakan bahwa penghancuran desa-desa tersebut disengaja untuk menyembunyikan bukti “kejahatan berat”.
“Pembersihan pemerintah terhadap puluhan desa hanya meningkatkan kekhawatiran tentang keluarga Rohingya yang akan pulang ke rumah,” katanya, yang dikutip dari situs HRW.
”Pemerintah donor harus memastikan bahwa mereka tidak memberikan dukungan langsung atau tidak langsung yang akan menghambat keadilan atau membantu mereka yang bertanggung jawab atas pembersihan etnis dalam usaha mengaburkan fakta bahwa Rohingya seolah-olah tidak memiliki hak untuk kembali ke desa mereka di negara bagian Rakhine utara,” ujar Adams.
Pemerintah maupun militer Myanmar belum berkomentar atas bukti penghancuran puluhan desa Rohingya tersebut. Mereka selama ini menyangkal menargetkan warga sipil Rohingya dalam operasi militernya untuk memerangi kelompok militan yang dikenal sebagai ARSA.
Laporan tentang pembongkaran desa-desa itu sejatinya telah diketahui anggota komunitas Rohingya jauh sebelum citra satelit dirilis.
Aktivis Rohingya, Ro Nay San Lwin, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia pernah mendengar laporan tentang desa-desa yang diratakan.
”Saya telah mendengar tentang (tindakan) membuldozer desa sejak awal Januari,” katanya. ”Ada banyak rumah, masjid dan sekolah Islam yang tetap utuh di Maungdaw tapi semuanya dibongkar dan dibuldoser.”
”Petugas Rakhine pertama memasuki rumah dan mengambil barang yang mereka inginkan. Lalu penguasa menghancurkan dan melibasnya,” ujarnya.
Sejak Agustus lebih dari 650.000 warga Rohingya telah meninggalkan Myanmar ke Bangladesh, dimana mereka tinggal di kamp-kamp di dekat perbatasan.
Mereka melarikan diri dari tindakan pemerkosaan, pembunuhan, dan penghancuran rumah oleh tentara Myanmar dan kelompok masyarakat garis keras yang main hakim sendiri.(kl/sn)