eramuslim.com – Pemerintah Amerika Serikat (AS) minggu ini setuju untuk kembali mengirim lebih dari 1.000 bom MK82 seberat 500 pon dan 1.000 bom berdiameter kecil, menurut beberapa sumber yang berbicara dengan CNN.
Persetujuan tersebut dilaporkan diterbitkan pada tanggal 1 April, beberapa jam sebelum pasukan penjajah Israel mengebom konvoi kemanusiaan World Central Kitchen (WCK) tiga kali berturut-turut di Jalur Gaza, menewaskan tujuh pekerja kemanusiaan asing.
Pembantaian pekerja kemanusiaan itu memicu kemarahan dari masyarakat global. Dalam enam bulan terakhir, pasukan Zionis Israel telah membunuh lebih dari 190 pekerja kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat.
Selain itu, 14.500 anak-anak dan lebih dari 9.000 wanita telah dibantai oleh tentara Israel sejak bulan Oktober.
Meskipun berulang kali muncul laporan di media Barat tentang “frustrasi” dan “kemarahan” di Gedung Putih atas kebrutalan yang terjadi di Gaza, Presiden AS Joe Biden dengan jelas menyatakan bahwa bantuan militer untuk Israel tidak memiliki garis merah.
Minggu lalu, Gedung Putih memberikan lampu hijau untuk penjualan 50 jet tempur F-15 kepada Israel, dalam sebuah kesepakatan yang diperkirakan bernilai lebih dari $18 miliar. Meskipun pesawat-pesawat tempur tersebut diperkirakan tidak akan tiba di Israel sampai tahun 2029, kesepakatan ini terjadi di saat Tel Aviv telah secara nyata meningkatkan provokasinya terhadap Iran dan mengancam untuk “memperluas” perang melawan Lebanon.
Sejak awal genosida di Gaza, Washington diam-diam telah melakukan lebih dari 100 penjualan militer asing ke Israel tanpa persetujuan kongres.
Pemerintah AS juga telah turun tangan untuk membela Israel dari tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) dan memotong dana selama satu tahun untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) sebagai tanggapan atas kampanye fitnah yang dilakukan Israel.(sumber: hidayatullah)