Peraih hadiah Nobel Mohamed El Baradei, pemimpin oposisi Mesir, menyatakan akan memimpin langsung aksi penggulingan rezim diktator Mubarak, yang sudah berkuasa lebih 30 tahun.
El Baradei yang pernah mengepalai komisi IAEA di bawah PBB itu, usai shalat Jum’at akan berpartisipasi dalam aksi yang digalang berbagai kalangan oposisi di Mesir untuk menggulingkan rezim Mubarak.
Ikhwanul Muslimin yang merupakan kekuatan oposisi terbesar di Mesir hari Jum’at ini juga akan turun untuk mengambil bagian dalam aksi mengakhiri pemerintahan Mubarak. Bersatunya kekuatasn oposisi Mesir menghadapi rezim Mubarak, memberikan peluang bagi pengakhiran kekuasaan Mubarak.
Lebih 1.000 orang telah ditangkap aparat militer Mesir, yang bertujuan ingin mengakhiri rezim Mubarak. Sejauh ini tidak ada pengaruh atas tindakan repressif yang dilakakukan aparat militer Mesir terhadap kelompok-kelompok yang memang mereka ingin menggulingkan pemerintah diktator Mubarak.
Aksi menentang kekuasaan Mubarak ini telah menyebar diberbagai kota di Mesir, seperti Cairo, Suez, dan Alexandria. Puluhan orang terluka ketika bentrok dengan aparat keamanan Kamis, malam. Kalangan oposisi sudah tidak sabar lagi terhadap Mubarak, yang menjadi kaki tangan Israel dan AS.
Semalam aksi menentang terus berlangsung, dan di kota Suez terjadi bentrok, yang sangat brutal antara para pengunjuk rasa dengan aparat keamanan Mesir, dan Mubarak mengerahkan seluruh kekuatan militer dan polisi untuk menghadapi aksi yang digalang kalangan oposisi.
Semantara itu, Dubes AS di Mesir Margaret Scoby telah membentuk ‘task force’ yang akan terus mengikuti perkembangan situasi di Mesir, dan melakukan kontak dengan sejumlah tokoh oposisi di negeri Spinx itu.
Sejauh ini menurut informasi yang sampai ke media, Scoby juga telah melakukan komunikasi dengan Sekjen NDP, Safwat el-Shahrif, mendorong agar Mubarak mengundurkan diri dari kekuasaan.
Hari Jum’at ini akan menentukan nasib Mubarak selanjutnya. Rezim diktator yang sudah berkuasa lebih 30 tahun, memasuki hari-hari akhir kekuasaannya. (m/aljz)