Rezim China membatasi keleluasaan berselancar informasi di internet sebagai program pemerintah untuk menggagalkan serangan teroris (Gerakan Islam) di negara tersebut.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Internet telah menjadi saluran utama bagi teroris untuk mengatur serangan kekerasan dan penghasutan ,” ujar Gu Jianguo, direktur departemen keamanan dunia maya dari Kementerian Keamanan Publik, mengatakan pada Konferensi Internet Dunia di Wuzhen, Cina. Sangat penting untuk memiliki internet yang “aman” , katanya.
China sedang mempersiapkan undang-undang anti-terorisme pertama kalinya setelah serangkaian serangan dari pejuang Muslim di wilayah Xinjiang. China juga menyensor materi kritis terhadap pemerintah dan blok situs media sosial Facebook dan Twitter.
Industri internet China, yang akan tumbuh menjadi 850 juta pengguna pada tahun 2015, merupakan ancaman terhadap keamanan nasional dan akan bertambah buruk karena lebih banyak orang mendapatkan akses, kata panelis konferensi.
Presiden China Xi Jinping, dalam sebuah surat kepada konferensi, menulis bahwa perkembangan Internet telah membawa “tantangan baru terhadap kedaulatan nasional, keamanan dan kepentingan,” dan menyerukan upaya global untuk membangun ruang internet aman dan damai.
Wakil Perdana Menteri Ma Kai, dalam upacara pembukaan, mengutip ucapan presiden China yang mengatakan internet bisa menjadi kubah harta atau kotak Pandora tergantung pada bagaimana itu digunakan. Ia menambahkan pemerintah China akan memastikan Internet aman bagi orang-orang untuk menggunakan. (JL/KH)