Ulama memiliki peran penting dalam revolusi Suriah. Dari awal ulama bergandengan dengan rakyat dalam memperjuangkan aspirasi sebagai seorang muslim. Namun jauh sebelum revolusi, para ulama sudah sering memberikan nasehat dan arahan kepada Bashar Assad agar tidak bertindak zalim warga Suriah yang mayoritas Ahlussunah Wal Jama’ah.
Hal itu disampaikan Anggota Ikatan Ulama Homs Syekh Anas As-Suwaid saat memberikan gambaran terkait perjalanan revolusi Suriah.
“Suatu hari kami pergi ke para petinggi militer rezim di Homs, kami nasihati mereka untuk menghentikan segala bentuk kekejaman dan kedzoliman. Namun hasilnya nihil, mereka tetap saja sombong dan besar kepala serta terus melakukan kekejaman dan penindasan,” ujar Syekh Anas kepada Tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di sela-sela Muktamar Ulama Suriah di Turki, Jum’at (11/4).
Setelah berkobarnya revolusi di seluruh Suriah, para ulama mengeluarkan pernyataan tegas kepada rezim. Lebih dari sepuluh tuntutan disampaikan para ulama dan diliput oleh seluruh media di Suriah.
“Kami pun memberanikan diri untuk langsung menyampaikannya ke hadapan Basyar Asad. Sekitar 20 perwakilan ulama termasuk saya di antaranya ikut serta dalam pertemuan dengan Basyar Asad,” terang ulama muda ini.
Di hadapan Bashar, lanjut Syekh Anas, para Ulama menyampaikan semua tragedi dan krisis kemanusiaan yang terjadi dari mulai pemerkosaan, pembunuhan, penyiksaan dan lain sebagainya. Para ulama menyampaikan ini semua kepadanya karena mereka melihat Basyar sebagai orang yang mewakili kekuatan militer dan nasional.
“Namun tidaklah kami sampai kembali ke rumah-rumah kami melainkan setiap hari bertambah kekejaman dan keganasan yang dilancarkan olehnya. Dari mulai penyembelihan anak-anak, pemerkosaan, pengeboman, pembumihangusan, dan lain sebagainya,” beber Syekh Anas.
*JITU/Eki Permana