Reuters Tuntut Israel Lakukan Penyelidikan Atas Kematian Juru Kameranya

Reuters menuntut pemerintah dan militer Israel melakukan penyelidikan penuh atas tewasnya Fadl Shanaa, juru kamera Reuters yang menjadi korban serangan tentara Israel di Jalur Ghaza. Sementara Human Right Watch mengkhawatirkan tindakan Israel yang menggunakan senjata anti-personel untuk menyerang warga sipil.

Terkait senjata yang digunakan Israel, para dokter di Ghaza yang melakukan pemeriksaan terhadap jenazah Shanaa mengatakan bahwa mereka menemukan pecahan metal seperti anak panah sepanjang 3 cm di bagian dada dan kaki Shanaa. Benda yang berasal dari pecahan granat yang ditembakkan dari tank Israel itu juga ditemukan di jaket berwarna hitam yang dikenakan Shanaa.

Shanaa baru saja keluar dari kendaraannya, dan sempat merekam sebuah tank yang mengarahkan tembakan ke arah mobilnya yang sudah diberi tanda tulisan "Press" dan "TV" dengan ukuran huruf yang besar. Di jaket yang dikenakannya pun sudah ada tanda bahwa ia seorang jurnalis. Namun tentara Israel tetap menembaknya, dan tembakan tank itulah yang membunuh Shanaa.

Atas insiden itu kantor berita Reuters menuntut pemerintah dan militer Israel melakukan penyelidikan penuh. "Kami meminta pada militer Israel untuk menjelaskan mengapa tembakan itu di arahkan ke posisi ketika Fadl sedang merekam gambar di lapangan, " kata Alastair McDonald, kepala biro Reuters di Israel dan kawasan pendudukan di wilayah Palestina.

"Kepentingan kami jelas untuk melindungi para wartawan dan memastikan bahwa peristiwa tragis ini tidak terulang lagi, " tukas McDonald.

Desakan agar segera dilakukan penyelidikan atas insiden itu juga dilontarkan oleh organisas Hak Asasi Manisia, Human Right Watch yang mengungkapkan keprihatinannya yang dalam atas tindakan Israel menggunakan senjata anti-personel untuk menyerang warga sipil.

Juru bicara HRW menyatakan, perlu dilakukan investigasi apakah sudah terjadi pelanggaran dalam prinsip-prinsip penggunaan senjata di wilayah konflik dan mendesak agar diberlakukan larangan senjata anti-personil di area di mana terdapat banyak warga sipil, karena senjata itu membunuh tanpa pandang bulu. Ketika granat itu ditembakkan dan meledak, ribuan pecahan metal seperti anak panah akan menyebar sampai jarak ratusan meter. (ln/aljz)